
Kalau kamu sedang menyiapkan untuk mempublikasikan artikel ilmiah, satu hal penting yang harus kamu perhatikan adalah: tempat kamu publish. Yup, ini bukan cuma soal cari jurnal yang cepat terbit atau yang gratis doang. Tapi kamu juga harus paham tentang perbedaan antara penerbit jurnal komersial dan akademik.
Buat apa? Supaya kamu bisa pilih tempat publikasi yang sesuai dengan tujuan, bidang, dan nilai-nilai akademik kamu. Nah, di artikel ini, kita bakal bahas tuntas dan santai biar kamu makin yakin mau submit ke mana.
Penerbit jurnal komersial adalah perusahaan atau lembaga yang fokus utama bisnisnya adalah menerbitkan jurnal ilmiah dengan tujuan menghasilkan profit. Mereka biasanya punya banyak jurnal di berbagai bidang, terintegrasi dengan sistem manajemen konten canggih, dan menjangkau pasar internasional.
Beberapa nama besar di dunia penerbitan komersial misalnya Elsevier, Springer, Taylor & Francis, dan Wiley. Mereka biasanya mengenakan biaya cukup tinggi untuk publikasi (article processing charges atau APC) dan juga untuk akses (subscription-based).
Kelebihannya? Distribusinya luas, sistemnya profesional, dan punya reputasi global. Tapi, tentu saja, ada biaya dan “strategi bisnis” yang menyertainya.
Berbeda dengan penerbit komersial, penerbit jurnal akademik biasanya dijalankan oleh institusi pendidikan seperti universitas, lembaga riset, atau organisasi keilmuan. Tujuannya bukan buat cuan, tapi untuk menyebarkan pengetahuan, mendukung pengembangan ilmu, dan meningkatkan kontribusi akademik.
Contohnya? LIPI (BRIN sekarang), UI, UGM, ITB, dan berbagai perguruan tinggi lainnya yang punya jurnal terindeks SINTA. Biaya publikasi kadang gratis atau sangat rendah, dan kualitasnya juga nggak kalah saing.
Kelebihannya? Lebih aksesibel, sering open access, dan mendukung peneliti lokal. Tapi memang, beberapa jurnal akademik masih belum secepat atau se-terstruktur penerbit besar.
Nah, ini poin penting dari perbedaan antara penerbit jurnal komersial dan akademik. Yang satu lebih menekankan pada profit, yang satu lagi pada kontribusi terhadap ilmu pengetahuan.
Penerbit komersial memiliki strategi pemasaran, target revenue, dan orientasi bisnis. Sementara penerbit akademik lebih fokus pada peningkatan kualitas riset dan pengembangan kapasitas peneliti.
Jadi, kalau kamu mau visibilitas tinggi dan dana riset kamu mendukung, penerbit komersial bisa jadi pilihan. Tapi kalau kamu lebih mengutamakan diseminasi ilmu dan mendukung publikasi terbuka, penerbit akademik lebih ideal.
Kedua jenis penerbit ini umumnya sama-sama menerapkan peer review untuk menjaga kualitas. Tapi ada sedikit perbedaan dari segi intensitas dan profesionalisme sistem.
Penerbit jurnal komersial biasanya punya sistem manajemen naskah yang ketat dan otomatis, lengkap dengan tim editorial yang tersebar global. Sementara penerbit akademik kadang masih menggunakan proses manual atau semi-digital, tergantung sumber daya dan skala jurnalnya.
Bukan berarti yang akademik itu jelek, ya. Tapi kamu perlu sesuaikan dengan kebutuhan dan harapan publikasi kamu.
Penerbit komersial biasanya mengenakan biaya yang cukup tinggi untuk artikel open access, bisa jutaan hingga puluhan juta rupiah per artikel. Ini karena mereka menutup biaya operasional dari author.
Sebaliknya, penerbit akademik sering kali dibiayai institusi atau mendapatkan hibah, sehingga biaya publikasi bisa ditekan, bahkan gratis.
Nah, buat kamu yang dananya terbatas, jurnal akademik bisa jadi solusi tanpa mengorbankan kualitas. Tapi jangan lupa, pastikan jurnal tersebut terindeks dan punya reputasi.
Di penerbit komersial, banyak jurnal yang hanya bisa diakses melalui langganan (subscription-based). Artinya, pembaca harus bayar atau akses lewat institusi tertentu.
Sedangkan jurnal akademik sering bersifat open access alias bisa diakses semua orang tanpa bayar. Ini sejalan dengan misi mereka menyebarluaskan pengetahuan.
Kalau kamu ingin risetmu dibaca lebih luas, open access dari jurnal akademik bisa jadi pilihan strategis.
Secara umum, penerbit komersial punya reputasi lebih tinggi secara global karena terindeks di banyak database internasional. Tapi jangan salah, banyak jurnal akademik yang sekarang juga sudah terindeks Scopus, DOAJ, atau SINTA 1 dan 2.
Intinya, kamu tetap harus cek satu per satu. Jangan tergoda hanya karena nama besar, tapi lihat juga kualitas naskah yang sudah diterbitkan dan sistem penilaiannya.
Jurnal komersial biasanya punya timeline yang lebih pasti dan terstruktur. Mulai dari submit, review, revisi, sampai terbit bisa dihitung waktunya secara ketat.
Sedangkan jurnal akademik, apalagi yang dikelola secara semi-manual, kadang memakan waktu lebih lama karena keterbatasan SDM atau antrian naskah.
Jadi, kalau kamu kejar deadline untuk kelulusan atau pengajuan hibah, perhatikan hal ini baik-baik.
Penerbit jurnal komersial biasanya menyediakan layanan tambahan seperti proofreading profesional, layouting, hingga bahasa. Tapi tentu dengan tambahan biaya.
Jurnal akademik sering kali terbatas dalam hal ini, tapi kamu masih bisa mendapatkan arahan dari editor atau reviewer untuk memperbaiki naskahmu.
Belakangan ini, batas antara penerbit jurnal komersial dan akademik mulai kabur. Banyak universitas mulai menggunakan platform manajemen jurnal profesional, dan beberapa penerbit komersial mengembangkan jurnal open access tanpa biaya besar.
Namun, memahami perbedaan antara penerbit jurnal komersial dan akademik tetap penting agar kamu bisa memilih tempat publikasi yang sesuai dengan tujuan risetmu.
Memilih tempat publikasi itu sama pentingnya dengan menulis artikel ilmiah itu sendiri. Dengan memahami perbedaan antara penerbit jurnal komersial dan akademik, kamu bisa lebih strategis dalam menyebarkan ilmu pengetahuan.
1. Apa itu penerbit jurnal komersial?
Penerbit jurnal komersial adalah perusahaan yang menerbitkan jurnal ilmiah dengan orientasi bisnis dan keuntungan.
2. Apa saja kelebihan jurnal akademik dibandingkan komersial?
Biasanya lebih terjangkau (bahkan gratis), lebih terbuka aksesnya, dan mendukung kontribusi lokal.
3. Apakah jurnal akademik lebih rendah kualitasnya?
Tidak selalu. Banyak jurnal akademik sudah terindeks Scopus atau SINTA 1 dan dikelola profesional.
4. Bagaimana cara memilih antara jurnal komersial atau akademik?
Pertimbangkan reputasi, biaya, kecepatan terbit, dan tujuan riset kamu.
5. Apakah jurnal komersial selalu berbayar?
Sebagian besar iya, terutama untuk open access. Tapi ada juga yang didukung institusi sehingga gratis.