
Di era kolaborasi saat ini, menulis artikel ilmiah tidak lagi menjadi tugas individu semata. Justru, banyak penelitian dan publikasi besar lahir dari kerja tim, kamu harus tau cara menulis artikel ilmiah.
Tapi, bagaimana sebenarnya cara menulis artikel ilmiah bersama dengan tim kolaboratif agar hasilnya maksimal? Artikel ini akan membahas tuntas mulai dari pembentukan tim, pembagian peran, hingga strategi menjaga keharmonisan dalam menulis.
Kolaborasi memperluas cakupan riset, menggabungkan keahlian dari berbagai disiplin, dan mempercepat proses penulisan. Dalam banyak kasus, tim kolaboratif juga membuka peluang jaringan akademik yang lebih luas dan meningkatkan peluang diterima di jurnal bereputasi.
Sebelum mulai menulis, tentukan siapa saja yang akan terlibat dalam tim. Pastikan tiap anggota memiliki keahlian berbeda yang saling melengkapi. Dalam tim kolaboratif, keberagaman keahlian adalah kekuatan utama.
Sebelum menulis, tim harus sepakat tentang topik utama, tujuan penelitian, dan jurnal target. Tujuan yang jelas akan memudahkan pembagian tugas dan menjaga arah penulisan tetap fokus.
Cara menulis artikel ilmiah bersama dengan tim kolaboratif bisa berhasil jika pembagian tugas dilakukan secara bijak. Umumnya, tugas dibagi berdasarkan keahlian:
Gunakan tools kolaboratif seperti Google Docs, Mendeley, atau Notion untuk memantau progres bersama.
Struktur umum artikel ilmiah yang harus diikuti biasanya terdiri dari:
Pastikan semua bagian terisi sesuai tanggung jawab masing-masing anggota.
Menulis bersama berarti harus ada kesepakatan soal gaya bahasa, istilah yang dipakai, dan struktur kalimat. Gunakan template yang disepakati agar semua bagian terasa konsisten.
Setelah semua bagian selesai ditulis, lakukan review internal. Biasanya, satu anggota bertindak sebagai editor utama untuk menyatukan semua bagian agar terasa kohesif.
Checklist revisi:
Menulis bersama tentu tak lepas dari risiko konflik. Oleh karena itu, penting untuk menjaga komunikasi yang terbuka dan menghargai perbedaan pendapat. Jika terjadi perbedaan pandangan, diskusikan secara profesional dan kembalikan pada data atau tujuan awal.
Setelah naskah teranggap final, saatnya menentukan urutan penulis. Biasanya, urutan berdasarkan pada kontribusi masing-masing. Sepakati ini sejak awal agar tidak terjadi salah paham.
Setiap jurnal punya gaya dan aturan masing-masing. Pastikan tim mempelajari panduan penulisan dari jurnal yang kamu tuju agar artikel tidak tertolak karena alasan teknis.
Setelah submit, tim harus siap untuk proses revisi dari reviewer. Siapkan waktu untuk merespons reviewer secara kolaboratif. Jangan lupa menyimpan semua data pendukung untuk keperluan verifikasi.
Semua ini bisa orang atasi dengan komunikasi terbuka dan perencanaan yang matang.
1. Apakah menulis artikel ilmiah tim lebih sulit daripada sendiri? Tergantung timnya. Jika komunikasinya lancar dan pembagian tugas jelas, menulis bersama bisa jauh lebih cepat dan efisien.
2. Bagaimana membagi tugas dalam menulis artikel ilmiah? Bagi berdasarkan keahlian dan minat. Misalnya, satu orang mengerjakan metodologi, satu lagi bagian diskusi.
3. Apakah boleh menggunakan AI atau tools bantu dalam menulis? Boleh, selama digunakan untuk membantu proses (bukan menggantikan) dan sesuai etika penulisan ilmiah.
4. Siapa yang memutuskan urutan penulis? Biasanya disepakati bersama sejak awal, berdasarkan kontribusi masing-masing.
5. Bagaimana jika ada anggota tim yang tidak aktif? Komunikasikan secara terbuka. Jika perlu, dokumentasikan kontribusi masing-masing sebagai bukti saat submit.