
Bagi para akademisi di Indonesia, istilah SINTA (Science and Technology Index) tentu sudah tak asing lagi apalagi sistem penilaian jurnal di SINTA. Platform yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini menjadi tolok ukur dalam menilai kualitas publikasi ilmiah nasional.
Tapi, sebenarnya bagaimana sistem penilaian jurnal di SINTA bekerja? Kenapa ada jurnal yang masuk SINTA 1 dan lainnya hanya berada di SINTA 6? Artikel ini akan membahas semuanya dengan bahasa yang santai dan mudah dimengerti.
SINTA adalah sistem yang dirancang untuk mengukur performa publikasi ilmiah, baik dari sisi penulis, institusi, maupun jurnal. Ini juga menyediakan berbagai indikator dan metrik yang mencerminkan seberapa aktif dan berkualitas suatu entitas dalam kegiatan ilmiah.
SINTA menjadi penting dalam mendukung kebijakan kenaikan jabatan fungsional dosen, hibah penelitian, dan akreditasi jurnal.
Penilaian jurnal di SINTA bukan hanya soal memberi peringkat, tapi juga mendorong peningkatan kualitas jurnal. Tujuan utamanya adalah:
Dalam sistem penilaian jurnal di SINTA, ada sejumlah aspek yang dinilai dan diberi bobot tertentu. Penilaian ini dilakukan dalam proses akreditasi jurnal oleh ARJUNA (Akreditasi Jurnal Nasional), yang menjadi bagian dari sistem SINTA. Berikut ini adalah aspek utama penilaian:
Setiap jurnal yang ingin masuk ke sistem SINTA harus mendaftar melalui ARJUNA. Prosesnya meliputi:
Berikut penjelasan singkat tentang peringkat jurnal:
Peringkat ini tidak bersifat tetap. Setiap 5 tahun, jurnal harus mengajukan akreditasi ulang.
Ingin jurnal kamu naik ke level SINTA yang lebih tinggi? Berikut beberapa tips:
SINTA lebih berfokus pada konteks lokal dan nasional, sedangkan Scopus menilai dari sisi global. Meski begitu, SINTA tetap mengapresiasi jurnal yang sudah masuk ke database internasional, termasuk Scopus, DOAJ, dan lainnya. Jadi, keduanya bisa saling melengkapi dalam membangun kredibilitas jurnal.
Bagi dosen dan peneliti, pemahaman tentang sistem penilaian jurnal di SINTA sangat penting, terutama untuk:
Banyak pengelola jurnal kesulitan memenuhi semua indikator penilaian. Beberapa tantangan umum:
Solusinya adalah:
Sistem penilaian jurnal di SINTA bukan sekadar formalitas. Ini adalah upaya serius untuk meningkatkan kualitas publikasi ilmiah di Indonesia. Dengan memahami indikator yang ternilai, kamu bisa mulai membenahi jurnalmu dari sekarang dan menargetkan peringkat yang lebih tinggi.
1. Apa bedanya SINTA dan Arjuna?
Arjuna adalah sistem tempat jurnal mendaftar untuk proses akreditasi, sedangkan SINTA adalah sistem indeksasinya.
2. Apakah jurnal harus berbahasa Inggris untuk masuk SINTA 1?
Tidak wajib, tapi jurnal berbahasa Inggris lebih berpeluang karena jangkauan pembacanya lebih luas.
3. Apakah semua jurnal bisa mendaftar SINTA?
Ya, asal memenuhi syarat dasar seperti memiliki ISSN, editorial board, dan sudah terbit minimal 2 tahun.
4. Bagaimana cara melihat peringkat jurnal di SINTA?
Buka website resmi SINTA dan cari nama jurnalnya.
5. Apakah penulis artikel mendapat manfaat dari jurnal SINTA tinggi?
Tentu, karena publikasi di jurnal bereputasi memberi nilai lebih dalam penilaian kinerja akademik.