
Bagaimana Menyampaikan Kritik yang Konstruktif sebagai Reviewer? Menyampaikan kritik yang konstruktif sebagai reviewer sangat penting dalam dunia akademik. Kritik yang tepat dapat membantu penulis memperbaiki artikelnya dan menghasilkan karya yang lebih berkualitas. Sebaliknya, kritik yang disampaikan dengan buruk bisa membuat penulis defensif, tidak termotivasi, atau bahkan salah paham terhadap maksud kita.
Sebagai reviewer, kamu punya peran krusial: tidak hanya menilai tetapi juga membimbing. Artikel ini akan membahas bagaimana menyampaikan kritik ilmiah secara konstruktif, sopan, dan berdampak positif.
Tanpa kritik yang membangun, peer review bisa berubah jadi ladang “penghakiman akademik” alih-alih proses kolaboratif untuk kemajuan ilmu.
Selalu tulis komentar dengan bahasa formal dan tidak merendahkan. Hindari kata-kata seperti “buruk”, “tidak berguna”, atau “tidak masuk akal”.
🟢 Contoh baik:
“Pendekatan yang digunakan cukup menarik, namun perlu diperjelas bagaimana metode ini diterapkan dalam konteks studi.”
Sampaikan kritik terhadap isi artikel, bukan terhadap kemampuan penulis.
🛑 Jangan katakan:
“Penulis sepertinya tidak menguasai topik ini.”
🟢 Tapi katakan:
“Argumen pada bagian ini masih lemah dan perlu ditunjang oleh referensi yang lebih kuat.”
Kritik tanpa solusi bisa membuat penulis bingung. Berikan arahan konkret yang bisa ditindaklanjuti.
🟢 Misalnya:
“Anda bisa merujuk pada studi oleh Smith (2021) untuk memperkuat argumen ini.”
Pisahkan komentar berdasarkan bagian (abstrak, metode, diskusi, referensi) agar penulis mudah menindaklanjuti.
📝 Contoh format:
Jangan hanya mengkritik—berikan pujian tulus pada bagian yang memang sudah bagus.
🟢 Contoh:
“Penggunaan data longitudinal di sini merupakan pendekatan yang sangat tepat dan memberikan kekuatan pada temuan Anda.”
Memberikan kritik yang konstruktif bukan hanya soal menyampaikan kekurangan, tetapi juga bagaimana kita mendorong penulis untuk berkembang tanpa menjatuhkan semangatnya. Dengan sikap profesional, sopan, dan niat baik, seorang reviewer bisa berperan besar dalam kemajuan ilmu pengetahuan.
Ingat ya, reviewer yang baik bukan yang paling cerewet, tapi yang bisa memberikan dampak positif dan dihormati oleh komunitas akademik karena etika dan kualitas komentarnya.
1. Apa itu kritik konstruktif dalam peer review?
Kritik yang membangun dan bertujuan memperbaiki kualitas artikel, bukan menjatuhkan penulis.
2. Apakah kritik harus selalu disertai referensi?
Idealnya ya, agar penulis punya rujukan jelas untuk memperbaiki artikelnya.
3. Bagaimana jika saya tidak yakin tentang suatu bagian dalam artikel?
Sampaikan dengan jujur dan sopan. Bisa ditulis: “Bagian ini masih belum jelas, mungkin perlu dijelaskan lebih rinci.”
4. Apakah reviewer boleh memberi saran perubahan besar dalam artikel?
Boleh, jika saran tersebut mendukung kualitas artikel dan disampaikan dengan alasan yang jelas.
5. Bolehkan reviewer menyarankan pengutipan dari jurnal tertentu?
Boleh, asal relevan dan tidak untuk kepentingan pribadi.