
Dalam dunia akademik, publikasi menjadi salah satu tolak ukur pencapaian. Tapi di tengah semangat menyebarluaskan ilmu, kamu harus tau cara menghindari jurnal open access predator.
Kalau kamu sedang mempersiapkan artikel ilmiah, penting banget tahu cara menghindari jurnal predator. Artikel ini bakal bahas secara lengkap mulai dari definisinya sampai tips praktis biar kamu nggak terjebak.
Jurnal open access predator adalah jurnal yang mengaku terbuka dan menerima naskah untuk dipublikasikan dengan biaya tertentu, tapi tidak menjalankan proses peer-review secara etis dan ilmiah. Mereka biasanya hanya tertarik pada uang yang dibayarkan penulis, bukan kualitas isi.
Sebagai peneliti, kamu perlu waspada karena jurnal predator bisa mencoreng reputasi akademik dan bikin hasil penelitian kamu tidak dianggap valid secara ilmiah.
Sebelum kamu klik “submit” dan bayar APC (Article Processing Charge), cek dulu beberapa ciri umum jurnal predator berikut ini:
Sekali kamu mempublikasikan artikel di jurnal predator, dampaknya bisa besar. Nama kamu bisa tercatat di database yang mencurigakan, dan penelitianmu mungkin tidak akan diakui dalam penilaian akademik. Apalagi jika kamu sedang mengurus jenjang karier dosen atau hibah penelitian, ini bisa jadi penghambat.
Berikut beberapa strategi praktis agar kamu bisa terhindar dari jebakan jurnal predator:
Pastikan jurnal yang kamu incar terdaftar di Scopus, Web of Science, DOAJ, atau SINTA. Jangan hanya percaya klaim dari website jurnal. Selalu cek langsung ke situs indeksnya.
Ada beberapa tools dan website yang bisa kamu manfaatkan seperti Beall’s List (arsip), Think. Check. Submit., dan Cabell’s Blacklist (berbayar).
Lihat siapa saja yang duduk di dewan redaksi. Jika nama-nama itu asing atau bahkan tidak punya afiliasi institusi jelas, sebaiknya pikir ulang.
Jurnal yang kredibel biasanya menyebutkan secara rinci tahapan peer review-nya. Hindari jurnal yang menjanjikan “acceptance within 3 days” atau yang semacamnya.
Jangan malu bertanya pada kolega, dosen senior, atau komunitas akademik. Mereka bisa bantu memberikan rekomendasi jurnal yang terpercaya.
Bagi mahasiswa atau peneliti muda, penting banget untuk berdiskusi dengan dosen pembimbing sebelum memilih jurnal. Banyak universitas juga punya kebijakan terkait jurnal yang boleh dipakai untuk syarat kelulusan atau kenaikan pangkat. Manfaatkan sumber daya yang ada, termasuk perpustakaan kampus dan pusat publikasi ilmiah.
Ingat, tidak semua jurnal open access itu predator. Banyak juga jurnal open access yang berkualitas tinggi dan bereputasi. Ciri-ciri jurnal open access yang benar:
Menghindari jurnal open access predator adalah langkah krusial untuk menjaga integritas dan kredibilitas penelitian ilmiahmu. Dengan mengenali ciri-ciri jurnal predator dan menerapkan langkah-langkah preventif, kamu bisa lebih percaya diri saat mempublikasikan hasil riset.
1. Apa bahaya terbesar dari jurnal predator? Jurnal predator bisa merusak reputasi akademik dan membuat hasil penelitianmu tidak diakui secara ilmiah.
2. Apakah semua jurnal open access itu predator? Tidak. Banyak jurnal open access yang kredibel. Perlu kejelian untuk membedakan mana yang benar dan mana yang predator.
3. Bagaimana cara memeriksa apakah jurnal terindeks Scopus? Kamu bisa langsung ke situs Scopus dan mencari berdasarkan judul jurnal atau ISSN-nya.
4. Apakah jurnal predator bisa menolak artikel? Biasanya tidak. Mereka menerima hampir semua artikel asalkan penulis membayar.
5. Apa alat terbaik untuk mendeteksi jurnal predator? Salah satunya adalah Think. Check. Submit., serta cek di DOAJ dan indeks resmi lainnya.