
Sebagai peneliti atau akademisi, kamu harus tahu betul apa itu plagiarisme, self‑plagiarism, dan salami slicing. Ketiga hal ini sering bikin risetmu dipertanyakan. Oleh karena itu penting memahami perbedaan antara plagiarisme, self‑plagiarism, dan salami slicing agar kamu bisa menulis artikel ilmiah yang tetap etis dan terpercaya.
Di artikel kali ini kita akan kupas tuntas definisi, contoh nyata, dampak, dan cara menghindarinya. Dengan penjelasan santai namun informatif, kamu bisa terus menjaga integritas akademik tanpa takut keliru.
Plagiarisme adalah tindakan menjiplak karya orang lain tanpa menyebut sumbernya. Ini bisa dalam bentuk:
Mengutip data, teori, grafik, atau ide tanpa atribusi
Menyalin utuh paragraf orang lain
Memparafrase tanpa memberi rujukan
Plagiarisme teranggap serius karena merampas peran asli penulis asli dan melanggar kode etik akademik worldwide.
Beda dengan plagiarisme biasa, self‑plagiarism adalah menjiplak karya milik sendiri tanpa menyebut bahwa itu kita ambil dari karya sebelumnya. Contohnya:
Menulis ulang bagian dari skripsi ke jurnal tanpa atribusi
Memakai metodologi atau teks diskusi dari paper sebelumnya
Pangkas paragraf lama dan masukkan seolah baru
Meskipun isinya milikmu, tetap dianggap tidak etis, karena pembaca dan reviewer mengira semuanya karya baru.
Salami slicing adalah teknik memecah satu penelitian besar menjadi beberapa publikasi kecil yang hanya berbeda sedikit isinya. Misalnya:
Hasil pengukuran suhu dikemasi menjadi 3 paper hanya karena kota berbeda
Riset yang sama terbedah jadi 5 publikasi tambahan
Tindakan ini bisa memanipulasi jumlah publikasi dan merusak kualitas ilmiah risetmu.
Mengetahui perbedaan antara plagiarisme, self‑plagiarism, dan salami slicing penting karena:
Menjaga integritas ilmiah riset
Menjaga reputasi pribadi dan institusi
Menghindari tuntutan etik atau juridis
Mendukung sistem publikasi yang sehat
Meningkatkan kualitas manuskrip dan peluang diterima jurnal
Copy-paste paragraf teori tanpa sitasi
Mengutip chart atau figure tanpa izin
Menggunakan tesis orang lain satu lawan satu
Plagiarisme seperti ini dapat membuat naskah langsung ditolak, bahkan bisa dicap akademik.
Memindahkan definisi konsep yang identik dari jurnal lama ke jurnal baru tanpa sebut sumber
Memakai narasi analisis yang sama pada artikel berbeda
Menyajikan data lama sebagai data baru
Kamu perlu menyertakan catatan bahwa bagian tersebut berasal dari publikasi sebelumnya.
Data survei sama dipublikasikan dalam beberapa jurnal dengan analisis minor berbeda
Hasil studi klinis dipublikasikan dalam banyak artikel kecil yang membingungkan
Fokus penelitian diulang sebanyak beberapa paper
Untuk menghindarinya, pastikan publikasi kamu punya konten dan kontribusi baru.
Reputasi hancur itu bisa tercap tidak etis
Penolakan manuskrip dimana jurnal menolak tanpa tawaran revisi
Pengusutan etik apabila kamu melewati batas plagiarisme berat
Dampak karier adalah terblacklist oleh penerbit atau dihukum instansi
Memahami perbedaan antara plagiarisme, self‑plagiarism, dan salami slicing bisa mencegah semuanya ini.
Cantumkan rujukan untuk setiap ide, data, dan gambar.
Parafrase dengan gaya sambil tetap menyebut sumber.
Kalau bagian kita ambil dari karya sendiri, sebutkan dengan jelas di catatan kaki.
Hindari memecah satu riset menjadi banyak artikel; jika perlu, beri highlight kontribusi baru di setiap paper.
Periksa manuskrip sebelum submit menggunakan Turnitin, iThenticate, atau Grammarly.
Buat outline dan sumber rujukan sejak awal
Gunakan alat manajemen referensi (Zotero, Mendeley)
Tandai paragraf yang kamu ambil dari sumber
Konsultasi dengan rekan atau pembimbing
Lampirkan cover letter yang jelaskan histori manuskrip
Dengan strategi ini, kamu tidak hanya paham perbedaan antara plagiarisme, self‑plagiarism, dan salami slicing, tetapi juga praktis mencegahnya.
Jurnal berkualitas biasanya:
Menggunakan plagiarism checker pada naskah masuk
Memberlakukan kebijakan self‑reuse
Menolak atau memberi catatan jika deteksi salami slicing
Reviewer juga sering menandai pola publikasi tidak sehat—ini menunjukkan fungsi peer-review yang penting.
Untuk mencegah plagiarisme dan lain-lain:
Institusi perlu adakan pelatihan etika publikasi
Dosen universitas perlu familiar dengan tools plagiarisme
Mahasiswa dan peneliti muda terdorong berdiskusi soal integritas
Buat SOP internal penulisan artikel dan evaluasi peer-prepub
Budaya seperti ini akan memperkaya kualitas riset dan menanamkan nilai etis sejak dini.
Istilah | Definisi Singkat | Contoh |
---|---|---|
Plagiarisme | Mengambil karya orang tanpa atribusi | Copy-paste teori dari jurnal lain tanpa rujukan |
Self‑plagiarism | Mengambil karya sendiri tanpa mencantumkan sumber | Memindahkan paragraf dari jurnal sebelumnya tanpa sebut sumber |
Salami slicing | Membagi satu riset jadi beberapa publikasi kecil | Survei sama dibagi jadi 3 artikel dengan analisis minor berbeda |
Tabel ini memperjelas perbedaan antara plagiarisme, self‑plagiarism, dan salami slicing secara singkat dan padat.
Mengetahui perbedaan antara plagiarisme, self‑plagiarism, dan salami slicing adalah modal penting dalam menulis riset. Dengan cara penulisan yang etis, penggunaan alat pengecek, dan strategi publikasi yang bertanggung jawab, kamu bisa melindungi reputasi akademik dan meningkatkan kualitas artikel.
1. Bolehkah saya menggunakan kalimat dari skripsi sendiri tanpa rujukan?
Tidak kita sarankan. Itu termasuk self‑plagiarism. Sebutkan bahwa bagian itu berasal dari skripsi/repo sebelumnya.
2. Apakah menyalin grafik lama dengan analisis baru teranggap plagiarisme?
Bukan. Tapi tetap sertakan atribusi untuk grafik dan jelaskan analisis barunya.
3. Bagaimana mendeteksi salami slicing pada riset besar?
Periksa apakah tiap artikel punya pertanyaan riset baru, metode baru, atau kontribusi signifikan tersendiri.
4. Apa sanksi jika ketahuan melakukan self‑plagiarism?
Jurnal bisa menolak manuskrip, editor bisa menandai revisi, atau karya bisa terretract. Industri akademik sangat memperhatikan ini.
5. Bagaimana cara mencegah plagiarisme tanpa alat checker?
Latih kemampuan parafrase, kelola referensi dengan benar, dan minta masukan dari rekan atau dosen sebelum submit.