Langkah-Langkah Menulis Pendahuluan yang Kuat dalam Artikel Jurnal

Langkah-Langkah Menulis Pendahuluan yang Kuat dalam Artikel Jurnal

Saat membuat artikel jurnal, penulisan bagian pendahuluan adalah tahap krusial. Kalau kamu bertanya, langkah-langkah menulis pendahuluan yang kuat dalam artikel jurnal seperti apa, artikel ini cocok untukmu.

Kita akan kupas secara tuntas tujuh tahap efektif agar pembaca terutama reviewer langsung tertarik, yakin, dan ingin melanjutkan membaca.

Buka dengan Latar Belakang yang Menggugah

Mulailah dengan kasus nyata, statistik terbaru, atau fenomena penting yang terkait topik. Cara membuka ini merupakan awal dari langkah-langkah menulis pendahuluan yang kuat dalam artikel jurnal: membuat pembaca peduli sejak kalimat pertama.

Contoh:

“Angka obesitas anak di Indonesia meningkat dari 10% menjadi 20% dalam lima tahun terakhir.”

Pendekatan ini menciptakan urgensi dan relevansi topik risetmu.

Paparkan Konteks dan Data Terkini

Setelah penasaran, berikan ringkasan cepat tentang teori, hasil studi terdahulu, dan relevansi topik. Ingat, bukan ulasan mencakup semua literatur, tapi relevansi yang langsung menunjukkan arah penelitian.

Bagian ini membantu memenuhi salah satu langkah-langkah menulis pendahuluan yang kuat dalam artikel jurnal: memberikan ruang latar ilmiah secara informatif dan padat.

Tegaskan Kesenjangan Riset (Research Gap)

Inilah poin krusial. Setelah konteks, hadirkan pertanyaan: apa yang belum diketahui atau kurang dibahas?

Contoh kalimat:

“Namun demikian, studi sebelumnya masih jarang menyelidiki pengaruh pola tidur terhadap perilaku kesehatan anak.”

Menegaskan yang belum terpenuhi ini penting dalam setiap langkah-langkah menulis pendahuluan yang kuat dalam artikel jurnal.

Rumusan Masalah yang Jelas dan Terstruktur

Setelah gap, susun pertanyaan penelitian. Rumusan masalah harus konkrit dan terkait gap yang sudah ditunjukkan.

Format:

Menetapkan rumusan masalah merupakan inti dalam serangkaian langkah-langkah menulis pendahuluan yang kuat dalam artikel jurnal.

Paparkan Tujuan dan Kontribusi Studi

Segera setelah masalah, jelaskan tujuan penelitian. Bisa dibagi:

Kemudian sebutkan kontribusi riset: teoretis (menambah teori) dan praktis (manfaat nyata). Ini melengkapi struktur langkah-langkah menulis pendahuluan yang kuat dalam artikel jurnal agar risetmu bernilai.

Relevansi dan Batasan Riset

Beri pemahaman tentang relevansi riset dan batasan studi. Relevansi menunjukkan bahwa topikmu penting dan aplikasi nyata, sedangkan batasan menggambarkan realistis pada cakupan penelitian.

Langkah ini penting agar pendahuluanmu lengkap sesuai kaidah jurnal akademik—bagian yang sering dilupakan dalam langkah-langkah menulis pendahuluan yang kuat dalam artikel jurnal.

Kalimat Penutup yang Alamiah dan Mengarahkan Pembaca

Akhiri bagian pendahuluan dengan kalimat transisi yang mengajak pembaca masuk bagian metode:

“Dengan memahami pengaruh pola tidur ini, Bab Metodologi berikut akan menjelaskan pendekatan survei dan analisis data yang kami gunakan.”

Penutup seperti ini merupakan bagian akhir dari langkah-langkah menulis pendahuluan yang kuat dalam artikel jurnal.

Kesimpulan

Berikut langkah-langkah menulis pendahuluan yang kuat dalam artikel jurnal:

  1. Bukti pendahuluan – statistik atau kasus aktual

  2. Konteks ilmiah – ringkasan teori & studi terkait

  3. Research gap – tunjukkan kekurangan riset terdahulu

  4. Rumusan masalah – jelas dan terarah

  5. Tujuan dan kontribusi – tegas dan informatif

  6. Relevansi & batasan – realistis dan aplikatif

  7. Transisi yang mulus – bantu reviewer masuk ke metode

Dengan panduan ini, kamu bisa membuat pendahuluan yang tak hanya kuat tetapi juga efektif menarik perhatian reviewer—kunci agar artikel siap ditelan jurnal. Semoga sukses dalam publikasimu!

FAQ

1. Berapa panjang ideal pendahuluan?
Sekitar 500–800 kata atau setara 3–4 paragraf panjang, tergantung jurnal. Cukup padat, jangan bertele-tele.

2. Haruskah mencantumkan teori lama juga?
Cukup referensi terbaru dan relevan—jarak 3–5 tahun. Gunakan teori klasik kalau masih krusial.

3. Apakah rumusan masalah harus dalam bentuk pertanyaan?
Idealnya ya, karena memudahkan penulisan metode dan hasil. Juga lebih jelas untuk reviewer.

4. Bisakah tujuan dan kontribusi digabung dalam satu paragraf?
Bisa. Tapi pastikan kontribusi ditonjolkan jelas dan tidak tertutup oleh tujuan metodologi.

5. Bagaimana menyebutkan batasan secara diplomatis?
Contoh: “Studi ini terbatas pada populasi mahasiswa S1, sehingga perlu studi lebih lanjut pada populasi lain.”

Linkedin : Mamduh Rihadatul Aisy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Chat WhatsApp
WhatsApp