
Apakah jurnal ilmiah akan beralih sepenuhnya ke open access adalah pertanyaan yang sering muncul di kalangan akademisi, peneliti, dan mahasiswa. Open access atau akses terbuka merujuk pada sistem penerbitan jurnal yang memungkinkan siapa saja membaca, mengunduh, dan mendistribusikan artikel ilmiah secara gratis.
Perkembangan teknologi dan tuntutan transparansi ilmiah mendorong semakin banyak jurnal beralih ke sistem open access. Artikel ini akan membahas tren global, kelebihan dan tantangan open access, serta potensi masa depan penerbitan ilmiah di era digital.
Open access adalah sistem penerbitan yang menyediakan artikel jurnal secara bebas tanpa langganan berbayar. Model ini mulai populer sejak awal 2000-an dan semakin menguat dengan dukungan dari berbagai institusi pendidikan dan pendanaan riset.
Alasan utama popularitasnya antara lain:
Banyak negara dan lembaga mendukung transisi ke open access. Contohnya:
Walaupun open access terus berkembang, belum semua jurnal ilmiah siap sepenuhnya berpindah ke sistem ini. Banyak jurnal ternama masih menggunakan sistem langganan atau hybrid (gabungan).
Namun, tren mengarah kuat ke arah akses terbuka, khususnya didorong oleh kebijakan lembaga donor dan permintaan global untuk keadilan informasi.
Baca juga: Peran Preprint dalam Mempercepat Publikasi Ilmiah
Open access adalah masa depan publikasi ilmiah yang semakin tak terelakkan. Dengan segala kelebihan yang ditawarkan, seperti akses bebas, peningkatan visibilitas, dan keadilan ilmiah, model ini telah membuka jalan bagi demokratisasi ilmu pengetahuan.
Namun, transisi penuh masih membutuhkan waktu dan solusi untuk tantangan yang ada, terutama terkait biaya dan kualitas jurnal. Peneliti dan institusi harus semakin cerdas dan selektif dalam memilih tempat publikasi open access yang kredibel dan bermutu.