
Peran preprint dalam mempercepat publikasi ilmiah menjadi semakin relevan di tengah tuntutan percepatan riset dan keterbukaan ilmu pengetahuan. Dalam dunia akademik yang kompetitif, kecepatan dalam menyebarluaskan hasil riset menjadi nilai tambah yang signifikan.
Preprint adalah versi awal dari artikel ilmiah yang diunggah ke repositori terbuka sebelum melalui proses peer-review formal. Praktik ini mulai banyak digunakan oleh peneliti di seluruh dunia karena efisiensi waktu dan keterbukaan akses yang ditawarkan. Artikel ini akan membahas manfaat, tantangan, dan strategi pemanfaatan preprint dalam mendukung ekosistem penelitian yang lebih inklusif dan cepat.
Preprint adalah manuskrip artikel ilmiah yang dipublikasikan secara online di platform terbuka sebelum melewati proses peer-review oleh jurnal akademik. Beberapa repositori preprint terkenal di antaranya:
Preprint memberikan kesempatan kepada peneliti untuk berbagi temuan lebih cepat dan menerima masukan dari komunitas ilmiah global.
Saat pandemi, ribuan artikel preprint tentang virus SARS-CoV-2 diunggah ke platform seperti medRxiv dan bioRxiv. Hal ini mempercepat pemahaman global terhadap penyakit tersebut dan membantu pengembangan vaksin serta kebijakan kesehatan publik lebih cepat dibandingkan publikasi jurnal konvensional.
Baca juga: Apakah Jurnal Ilmiah Akan Beralih Sepenuhnya ke Open Access?
Preprint telah menjadi alat penting dalam mempercepat penyebaran ilmu pengetahuan, mendorong kolaborasi, dan mendemokratisasi akses terhadap riset. Meskipun belum menggantikan jurnal ilmiah peer-review, keberadaannya memberi nilai tambah signifikan dalam ekosistem penelitian.
Dengan pemanfaatan yang bijak dan dukungan dari institusi, preprint bisa menjadi jembatan antara riset cepat dan publikasi formal. Era digital menuntut adaptasi baru, dan preprint adalah salah satu jawabannya.