
Perbedaan Scopus dan Web of Science sering kali membingungkan peneliti saat memilih tempat publikasi atau menilai kualitas jurnal. Keduanya merupakan database ilmiah terkemuka di dunia, namun memiliki sistem indeksasi, cakupan jurnal, dan kriteria seleksi yang berbeda.
Artikel ini akan mengulas perbedaan fundamental antara Scopus dan Web of Science, kelebihan masing-masing, serta tips memilih yang paling tepat untuk kebutuhan akademik Anda. Cocok untuk dosen, mahasiswa pascasarjana, dan peneliti profesional.
Scopus adalah database bibliografi ilmiah yang dikembangkan oleh Elsevier sejak tahun 2004. Saat ini, Scopus mencakup lebih dari 25.000 jurnal ilmiah dari seluruh dunia, mencakup bidang sains, teknik, ilmu sosial, dan kesehatan.
Keunggulan Scopus:
Web of Science (WoS), sebelumnya dikenal sebagai ISI Thomson Reuters, kini dikelola oleh Clarivate Analytics. WoS merupakan platform yang menampilkan jurnal yang sangat selektif, terutama dari koleksi Science Citation Index (SCI), SSCI, AHCI, dan lainnya.
Keunggulan Web of Science:
Aspek | Scopus | Web of Science |
---|---|---|
Pengelola | Elsevier | Clarivate Analytics |
Tahun Berdiri | 2004 | 1960-an (dalam bentuk SCI) |
Jumlah Jurnal | ±25.000 | ±13.000 (lebih selektif) |
Cakupan Bidang | Multidisiplin luas | Multidisiplin, fokus pada kualitas |
Metrik | CiteScore, SJR, SNIP | Impact Factor, Eigenfactor |
Akses Gratis | Tidak (kecuali Source List) | Tidak (melalui instansi) |
Pengaruh di Asia | Sangat tinggi (terutama di Indonesia) | Tinggi di Eropa-Amerika |
Keduanya kredibel, tetapi dalam konteks yang berbeda.
👉 Jika Anda ingin publikasi cepat dan tetap bereputasi, Scopus bisa jadi pilihan tepat.
👉 Jika Anda mengincar jurnal top-tier dan bergengsi, WoS dengan JIF tinggi adalah target ideal.
Baca juga: Perbedaan Jurnal Q1, Q2, Q3, dan Q4 di Scopus
Scopus dan Web of Science memiliki peran vital dalam dunia publikasi ilmiah. Perbedaan di antara keduanya bukan soal mana yang lebih baik secara absolut, tetapi soal konteks kebutuhan: tujuan publikasi, bidang keilmuan, serta persyaratan institusi.
Sebagai peneliti, penting untuk memahami sistem kerja dan kelebihan masing-masing agar Anda bisa memaksimalkan visibilitas dan pengaruh ilmiah dari publikasi Anda. Pilihan cerdas bukan hanya tentang jurnal bereputasi, tapi juga sesuai strategi karier akademik.
Ya. Beberapa jurnal top-tier masuk ke kedua database, namun tidak semuanya.
Scopus, karena cakupannya lebih luas dan banyak jurnal baru yang belum tentu masuk WoS.
Tidak. Impact Factor adalah metrik milik Web of Science. Scopus menggunakan CiteScore dan SJR.
Ya. Pemerintah dan LLDIKTI Indonesia banyak menggunakan Scopus untuk penilaian publikasi dosen.
Tergantung. WoS sering digunakan dalam sitasi untuk jurnal high-impact, tetapi Scopus lebih banyak secara kuantitas.