
Perbedaan abstrak untuk jurnal nasional dan jurnal internasional sering kali terletak pada bahasa, format, dan kedalaman isi. Memahami perbedaan ini sangat penting agar naskah penelitian Anda memiliki peluang lebih besar untuk diterima di jurnal tujuan.
Dalam dunia akademik, abstrak menjadi kunci utama yang pertama kali dinilai editor dan reviewer. Artikel ini akan membahas secara detail perbedaan antara abstrak jurnal nasional dan internasional, lengkap dengan tips menulis abstrak yang sesuai standar penerbitan.
Abstrak untuk jurnal nasional biasanya menggunakan bahasa Indonesia, sedangkan jurnal internasional hampir selalu mensyaratkan bahasa Inggris. Namun, beberapa jurnal nasional terakreditasi Sinta 2 ke atas mulai mewajibkan abstrak dwibahasa.
Catatan: Pastikan terjemahan menggunakan istilah akademik yang tepat, bukan hasil terjemahan otomatis mentah.
Jurnal nasional biasanya membatasi abstrak antara 150–250 kata, sedangkan jurnal internasional cenderung memberi batas lebih ketat atau lebih fleksibel tergantung bidang studi.
Misalnya, jurnal internasional di bidang kedokteran sering meminta ≤200 kata, sementara di bidang sosial bisa mencapai 300 kata.
Abstrak jurnal nasional kadang menggunakan format bebas, sedangkan jurnal internasional sering menuntut struktur tertentu seperti Background, Objective, Methods, Results, Conclusion (BOMRC).
Baca juga: Bagaimana Struktur Abstrak yang Baik?
Jurnal internasional sangat menekankan kebaruan riset. Abstrak harus jelas menunjukkan novelty dan kontribusi penelitian terhadap bidang tersebut.
Sementara itu, jurnal nasional lebih toleran terhadap penelitian replikasi atau studi dengan lingkup lokal.
Jurnal nasional biasanya meminta 3–5 kata kunci, sedangkan jurnal internasional bisa meminta 4–7 kata kunci dengan format MeSH terms (terutama di bidang medis) atau daftar yang terstandarisasi.
Secara umum, abstrak tidak mencantumkan referensi. Namun, jurnal internasional sangat ketat melarang adanya sitasi di abstrak, sementara di beberapa jurnal nasional masih ada penulis yang mencantumkan rujukan singkat — ini sebaiknya dihindari untuk mengikuti praktik global.
Jurnal internasional menuntut ketelitian tinggi, termasuk konsistensi istilah antara abstrak dan isi artikel.
Contoh: jika di abstrak disebut “randomized controlled trial”, maka di isi artikel harus konsisten menggunakan istilah tersebut.
Abstrak jurnal internasional sering menggunakan gaya formal, active voice, dan kalimat positif yang menunjukkan hasil nyata. Jurnal nasional terkadang masih menggunakan kalimat pasif yang panjang.
Abstrak untuk jurnal internasional sebaiknya melalui proses proofreading oleh penutur asli atau editor profesional bahasa Inggris. Ini jarang dilakukan untuk jurnal nasional, tetapi semakin disarankan jika ingin meningkatkan kualitas.
Jurnal internasional ingin melihat relevansi penelitian terhadap isu global, sedangkan jurnal nasional lebih fokus pada manfaat bagi komunitas atau wilayah tertentu.
Perbedaan abstrak antara jurnal nasional dan internasional tidak hanya pada bahasa, tetapi juga pada kedalaman isi, struktur, dan fokus pembahasan. Memahami perbedaan ini akan membantu peneliti menyesuaikan gaya penulisan agar sesuai dengan target publikasi.
Jika tujuan Anda adalah publikasi di jurnal internasional, biasakan menulis abstrak dengan bahasa Inggris yang jelas, menonjolkan kebaruan penelitian, dan relevansi global. Sementara itu, untuk jurnal nasional, tetap penting menjaga kualitas abstrak agar layak bersaing di tingkat akreditasi tinggi.
1. Apakah jurnal nasional selalu menerima abstrak dalam bahasa Indonesia?
Tidak selalu, beberapa jurnal nasional terindeks Sinta mewajibkan abstrak dwibahasa.
2. Apakah format abstrak jurnal internasional selalu sama?
Tidak, tetapi mayoritas menggunakan format terstruktur seperti BOMRC.
3. Apakah boleh menggunakan terjemahan otomatis untuk abstrak internasional?
Boleh, tetapi wajib disunting ulang agar sesuai gaya bahasa akademik.
4. Apakah abstrak jurnal internasional harus menyebutkan kebaruan penelitian?
Ya, ini adalah salah satu kriteria utama penilaian.
5. Apakah jurnal nasional menerima hasil penelitian yang sifatnya replikasi?
Ya, asalkan penelitian tersebut memiliki relevansi dan kontribusi lokal yang jelas.