
Apa itu self-plagiarism dan bagaimana menghindarinya sering menjadi pertanyaan penting bagi mahasiswa dan peneliti. Self-plagiarism terjadi ketika seseorang menggunakan kembali karya tulisnya sendiri tanpa memberikan informasi atau izin yang tepat.
Meskipun terdengar aneh karena menyangkut karya pribadi, praktik ini tetap dianggap pelanggaran etika akademik. Artikel ini akan membahas definisi self-plagiarism, dampaknya, serta strategi untuk menghindarinya agar reputasi akademik tetap terjaga.
Self-plagiarism adalah tindakan menyalin atau menggunakan kembali bagian dari karya sendiri yang sudah pernah dipublikasikan, tanpa menyebutkan bahwa teks tersebut telah digunakan sebelumnya.
Contoh self-plagiarism:
Baca juga: Dampak Pelanggaran Hak Cipta terhadap Karier Akademik
Banyak orang menganggap wajar mengutip karya sendiri, tapi dalam dunia akademik hal ini bisa dianggap tidak etis karena:
Ada beberapa jenis self-plagiarism yang sering terjadi:
Dampaknya bisa sama seriusnya dengan plagiarisme terhadap karya orang lain:
Self-plagiarism adalah praktik tidak etis yang sering dianggap sepele, padahal dampaknya bisa merusak reputasi akademik. Karya lama boleh digunakan kembali, tetapi harus transparan, diberi sitasi, dan disertai kontribusi baru.
Dengan memahami batasan ini, mahasiswa maupun peneliti dapat menjaga integritas, meningkatkan kualitas publikasi, serta membangun karier akademik yang lebih profesional.
1. Apakah mengutip karya sendiri dianggap self-plagiarism?
Tidak, selama Anda mencantumkan sitasi dengan benar.
2. Apakah boleh menggunakan kembali data lama?
Boleh, asal dijelaskan secara transparan dan ada kontribusi baru.
3. Apakah semua jurnal menolak text recycling?
Tidak semua, tetapi sebagian besar hanya mengizinkan dalam jumlah terbatas.
4. Apa bedanya self-plagiarism dengan plagiarisme biasa?
Self-plagiarism memakai karya sendiri tanpa atribusi, sementara plagiarisme biasa memakai karya orang lain.
5. Bagaimana cara menghindari salami slicing?
Pastikan setiap artikel punya fokus penelitian berbeda dan kontribusi signifikan.
Apa Itu Self-Plagiarism dan Bagaimana Menghindarinya Committee on Publication Ethics (COPE) – Text Recycling Guidelines