
Kesalahan dalam menyusun daftar pustaka yang harus dihindari sering kali tampak sepele, tetapi bisa berakibat fatal dalam penilaian skripsi atau publikasi ilmiah. Daftar pustaka mencerminkan ketelitian dan kredibilitas seorang penulis.
Artikel ini membahas kesalahan umum dalam penulisan daftar pustaka, cara memperbaikinya, serta tips praktis agar daftar pustaka rapi, konsisten, dan sesuai standar akademik.
Daftar pustaka bukan sekadar formalitas, tapi memiliki fungsi utama:
Baca juga: Cara Menggunakan Database Akademik seperti Scopus dan Web of Science
Contoh: sebagian pakai APA, sebagian lainnya pakai IEEE. Inkonsistensi ini sering membuat pembaca bingung.
Nama penulis harus sesuai dengan urutan publikasi asli. Kesalahan kecil bisa menurunkan kredibilitas.
Tanpa tahun, referensi jadi tidak valid secara akademik.
Banyak mahasiswa hanya menuliskan “Google Scholar” tanpa link DOI atau alamat jurnal resmi.
Sering kali ada kutipan dalam teks, tapi tidak masuk ke daftar pustaka.
Salah (tidak konsisten):
Benar (konsisten APA style):
Menyusun daftar pustaka memang terlihat detail kecil, tapi dampaknya besar. Kesalahan seperti format tidak konsisten, salah menulis nama, atau lupa mencantumkan tahun bisa merusak kualitas skripsi.
Dengan bantuan reference manager dan ketelitian, daftar pustaka bisa tersusun rapi, konsisten, dan sesuai standar akademik.
1. Apakah harus selalu pakai DOI di daftar pustaka?
Ya, jika tersedia. DOI lebih valid daripada link biasa.
2. Apakah boleh mencampur format APA dan IEEE?
Tidak. Gunakan satu format konsisten sesuai aturan kampus.
3. Bagaimana jika sumber berasal dari buku lama tanpa DOI?
Tuliskan sesuai format cetak (penulis, tahun, judul, penerbit).
4. Apakah semua kutipan di teks harus ada di daftar pustaka?
Ya. Jika tidak, itu termasuk kesalahan serius.
5. Apakah software reference manager 100% akurat?
Tidak selalu, tetap perlu dicek manual sesuai pedoman kampus.
External link: APA Style – Reference Examples