Cara Memastikan Review Artikel Tidak Terlalu Subjektif

Cara Memastikan Review Artikel Tidak Terlalu Subjektif

Cara memastikan review artikel tidak terlalu subjektif penting dipahami oleh setiap penulis akademik. Dengan menjaga objektivitas, artikel ilmiah akan lebih kredibel, rasional, dan diakui di kalangan akademik. Pelajari langkah-langkah praktis untuk menulis review yang kuat, logis, dan profesional.

Menulis review artikel ilmiah membutuhkan keseimbangan antara analisis mendalam dan pendapat pribadi yang terkontrol. Banyak mahasiswa, dosen, maupun peneliti yang terjebak dalam subjektivitas tanpa sadar—menilai berdasarkan perasaan atau preferensi pribadi, bukan data dan argumen ilmiah.
Agar tulisanmu tetap akademik, kamu perlu memahami prinsip objektivitas serta menerapkan strategi penulisan yang sistematis.

Mengapa Objektivitas Itu Penting dalam Review Artikel

Objektivitas adalah landasan utama dalam dunia akademik. Sebuah review artikel tidak hanya merangkum hasil penelitian, tetapi juga menilai, membandingkan, dan menyintesisnya secara logis.
Ketika opini pribadi terlalu dominan, maka:

  • Kesimpulan menjadi bias,
  • Pembaca sulit mempercayai argumen, dan
  • Nilai ilmiah tulisan menurun drastis.

Penulis yang objektif mampu melihat kelebihan dan kekurangan suatu penelitian tanpa menjatuhkan atau menyanjung berlebihan. Inilah yang membedakan review akademik dari opini editorial.

1. Pahami Tujuan Review Artikel Secara Mendalam

Sebelum menulis, tanyakan pada dirimu sendiri:

“Apakah aku sedang menganalisis penelitian, atau menilai berdasarkan pendapat pribadi?”

Tujuan utama review artikel adalah:

  • Menemukan pola dan tren dalam penelitian sebelumnya,
  • Mengidentifikasi kesenjangan penelitian (research gap),
  • Menyintesis hasil-hasil riset agar bisa dijadikan dasar penelitian baru.

Dengan memahami tujuan ini, kamu akan menulis dengan arah yang jelas dan terhindar dari subjektivitas yang tidak perlu.

2. Gunakan Data dan Fakta Sebagai Dasar Argumen

Setiap opini yang kamu sampaikan harus berdasarkan data, bukan selera pribadi.
Misalnya:

“Metode penelitian ini tidak menarik untuk digunakan.”
“Metode kualitatif deskriptif pada penelitian ini memiliki keterbatasan karena jumlah responden yang minim, sehingga hasilnya belum bisa digeneralisasi.”

Kalimat kedua bersifat analitis dan objektif karena menggunakan bukti, bukan emosi.
Ingat, penilaian tanpa data hanya menjadi opini kosong.

3. Gunakan Bahasa yang Netral dan Profesional

Bahasa yang kamu pilih mencerminkan tingkat objektivitas tulisanmu. Hindari kata-kata yang terlalu emosional seperti:

  • Menarik, membosankan, luar biasa, atau tidak relevan.

Sebaliknya, gunakan frasa yang akademik dan netral, seperti:

  • “Menunjukkan hasil yang signifikan”,
  • “Konsisten dengan penelitian sebelumnya”,
  • “Memiliki keterbatasan dalam hal validitas eksternal.”

Bahasa akademik menjaga tone tulisan tetap ilmiah, sopan, dan rasional.

4. Gunakan Struktur Penulisan yang Logis

Struktur yang jelas akan membantu kamu menulis dengan terarah dan menghindari kesan subjektif.
Gunakan kerangka sederhana berikut:

  1. Pendahuluan – jelaskan konteks penelitian dan ruang lingkup review.
  2. Analisis penelitian terdahulu – bahas berbagai studi dengan argumen berbasis data.
  3. Perbandingan hasil – tunjukkan perbedaan temuan dengan logika, bukan preferensi.
  4. Kesimpulan dan rekomendasi – berikan evaluasi yang logis dan rasional.

Dengan pola berpikir sistematis, kamu tidak mudah tergoda menulis berdasarkan opini pribadi.

5. Libatkan Sumber yang Kredibel dan Beragam

Salah satu tanda tulisan subjektif adalah terlalu bergantung pada satu sumber.
Cobalah libatkan berbagai referensi dari:

  • Jurnal internasional terindeks Scopus,
  • Buku akademik terbaru,
  • Konferensi ilmiah terpercaya.

Semakin banyak sumber relevan yang kamu gunakan, semakin kaya dan objektif analisis yang kamu sajikan.
Selalu prioritaskan sumber primer daripada opini di media populer.

6. Gunakan Panduan dan Alat Bantu Reviewer

Banyak jurnal internasional memiliki panduan reviewer checklist untuk menjaga objektivitas, seperti:

  • Apakah argumen didukung bukti kuat?
  • Apakah referensi sudah cukup representatif?
  • Apakah bahasa yang digunakan netral?
  • Apakah penulis menghindari bias pribadi?

Checklist sederhana ini bisa kamu adopsi untuk mengevaluasi tulisanmu sendiri sebelum dikirim ke jurnal atau dosen pembimbing.

7. Mintalah Reviewer Eksternal Membaca Tulisanmu

Salah satu cara terbaik untuk mengukur objektivitas adalah dengan meminta orang lain—misalnya dosen, rekan riset, atau editor—membaca tulisanmu.
Mereka bisa memberikan sudut pandang baru dan menilai apakah artikelmu condong ke arah subjektif atau tidak.
Pendapat eksternal akan membantu kamu menyadari bias yang mungkin tidak kamu sadari.

Tips Lainnya untuk Menjaga Objektivitas

  1. Hindari terlalu sering menggunakan kata “saya” atau “kami”.
  2. Gunakan kalimat pasif untuk menjaga jarak emosional.
  3. Jangan terlalu cepat menyimpulkan sesuatu tanpa dasar kuat.
  4. Tinjau ulang setiap paragraf untuk memastikan argumen logis.
  5. Fokus pada fakta, bukan asumsi pribadi.

Kesimpulan

Menulis review artikel yang objektif adalah keterampilan penting dalam dunia akademik.
Objektivitas tidak berarti menulis tanpa opini, tetapi menyampaikan opini berdasarkan bukti dan logika.
Dengan bahasa yang netral, struktur yang sistematis, dan analisis berbasis data, tulisanmu tidak hanya kredibel tetapi juga berpotensi diterima oleh jurnal ilmiah bereputasi.

FAQ (Pertanyaan Umum)

1. Apakah boleh menyampaikan opini pribadi dalam review artikel?
Boleh, asalkan opini tersebut didukung bukti empiris dan dijelaskan secara akademik.

2. Bagaimana cara mengecek apakah tulisan terlalu subjektif?
Baca ulang dengan kacamata pembaca luar — jika ada kalimat yang terdengar seperti opini tanpa data, revisi bagian tersebut.

3. Apakah penggunaan kata emosional mempengaruhi objektivitas?
Ya, kata seperti “buruk”, “luar biasa”, atau “aneh” memberi kesan tidak akademik.

4. Berapa banyak sumber ideal untuk menjaga objektivitas?
Minimal 10–15 sumber ilmiah yang relevan dari jurnal dan buku akademik untuk setiap review.

5. Apa dampak artikel yang subjektif terhadap reputasi akademik?
Tulisan subjektif sulit diterima jurnal internasional karena dianggap bias dan tidak valid secara ilmiah.

 

Penulis Blog Informasi Edukasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Chat WhatsApp
WhatsApp