
Bagi para akademisi dan peneliti, publikasi ilmiah adalah salah satu cara untuk menunjukkan kredibilitas dan kontribusi di dunia akademik. Dua indeks yang sering menjadi tolak ukur dalam publikasi jurnal adalah SINTA (Science and Technology Index) dan Scopus. Namun, apakah jurnal yang sudah terakreditasi SINTA bisa otomatis diakui oleh Scopus? Artikel ini akan mengupas secara mendalam mengenai hal tersebut.
SINTA merupakan indeks jurnal ilmiah yang oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia kelola. Jurnal yang terakreditasi SINTA terbagi dalam beberapa peringkat mulai dari SINTA 1 hingga SINTA 6, dengan SINTA 1 sebagai peringkat tertinggi.
Sementara itu, Scopus adalah database internasional yang mengindeks jurnal-jurnal bereputasi tinggi di seluruh dunia. Jurnal yang berhasil terindeks di Scopus biasanya memiliki pengaruh global yang lebih luas dibandingkan dengan jurnal yang hanya terakreditasi di SINTA.
Jawabannya adalah tidak otomatis. Jurnal yang sudah masuk dalam indeks SINTA tidak secara otomatis diakui oleh Scopus. Ini karena keduanya memiliki standar dan kriteria seleksi yang berbeda. Beberapa faktor utama yang membedakan antara jurnal SINTA dan Scopus adalah:
Bagi pengelola jurnal yang ingin agar jurnalnya bisa diakui dan masuk dalam indeks Scopus, berikut adalah beberapa langkah yang bisa kita lakukan:
Jurnal harus memiliki artikel yang relevan, inovatif, dan memiliki kontribusi besar dalam bidangnya. Hindari artikel dengan kesalahan tata bahasa atau substansi yang lemah.
Sebagian besar jurnal yang terindeks di Scopus menggunakan bahasa Inggris. Jika ingin jurnal terakui oleh Scopus, sebaiknya mulai menerbitkan artikel dalam bahasa Inggris.
Jurnal yang sering orang kutip oleh peneliti lain memiliki peluang lebih besar untuk masuk ke Scopus. Oleh karena itu, tingkatkan kolaborasi dengan akademisi global agar artikel lebih sering orang kutip.
Pastikan jurnal sudah menerapkan proses peer-review yang ketat, memiliki editorial board bereputasi internasional, serta menggunakan digital object identifier (DOI) untuk setiap artikel.
Jika jurnal sudah memenuhi standar internasional, pengelola jurnal bisa mengajukan indeksasi ke Scopus melalui laman resmi mereka. Proses ini bisa memakan waktu berbulan-bulan hingga tahunan tergantung pada evaluasi yang oleh tim Scopus lakukan.
Jurnal yang sudah terindeks di SINTA tidak otomatis terakui oleh Scopus karena adanya perbedaan standar seleksi. Namun, dengan peningkatan kualitas, penggunaan bahasa Inggris, peningkatan sitasi, dan penerapan standar internasional, jurnal SINTA memiliki peluang besar untuk bisa masuk dalam indeks Scopus. Oleh karena itu, bagi para pengelola jurnal, penting untuk memahami langkah-langkah yang kita perlukan agar jurnalnya bisa mencapai pengakuan internasional.