Apakah Model Langganan Jurnal Akan Digantikan oleh Open Access?

Apakah Model Langganan Jurnal Akan Digantikan oleh Open Access?

Kita semua tahu, dalam dunia akademik, jurnal ilmiah adalah sumber informasi utama. Tapi, satu pertanyaan besar mulai muncul ke permukaan: apakah model langganan jurnal akan digantikan oleh open access? Banyak akademisi, peneliti, dan institusi mulai meninjau kembali sistem yang selama ini dianggap standar.

Sebagian besar jurnal berkualitas tinggi masih menerapkan model langganan. Artinya, untuk mengakses isi jurnal, seseorang harus membayar, baik per artikel maupun lewat institusi. Di sisi lain, open access menawarkan akses terbuka dan gratis bagi siapa saja. Kedua model ini seperti dua kutub berbeda yang kini tengah saling tarik-menarik.

Apa Itu Model Langganan Jurnal?

Model langganan jurnal adalah sistem tradisional di mana pembaca atau institusi membayar untuk mengakses artikel ilmiah. Publisher seperti Elsevier, Springer, dan Wiley memanfaatkan model ini untuk menutupi biaya operasional, editorial, dan manajemen.

Masalahnya, biaya langganan bisa sangat mahal. Universitas harus mengeluarkan dana besar hanya untuk bisa mengakses jurnal-jurnal penting. Bagi individu atau institusi di negara berkembang, ini jelas menjadi hambatan besar untuk memperoleh pengetahuan ilmiah terkini.

Apa Itu Open Access?

Open access adalah sistem publikasi jurnal yang memungkinkan siapa pun mengakses konten secara gratis. Ada dua tipe utama open access:

Dengan open access, barrier antara pembaca dan pengetahuan hampir hilang sepenuhnya. Tapi, tantangannya terletak pada biaya yang kini berpindah dari pembaca ke penulis atau institusi.

Mengapa Open Access Semakin Populer?

Jawaban atas pertanyaan apakah model langganan jurnal akan digantikan oleh open access mulai tampak dari tren global. Banyak lembaga pendanaan, seperti National Institutes of Health (NIH) dan European Research Council (ERC), kini mewajibkan hasil riset yang mereka danai untuk dipublikasikan secara open access.

Beberapa alasan mengapa open access semakin mendapat tempat:

  1. Akses Pengetahuan yang Lebih Merata Mahasiswa, dosen, dan peneliti dari negara berkembang kini bisa mengakses jurnal tanpa biaya tinggi.

  2. Peningkatan Sitasi dan Dampak Artikel yang tersedia secara gratis cenderung lebih banyak orang baca dan sitasi.

  3. Transparansi dan Kolaborasi Ilmiah Dengan akses terbuka, penelitian menjadi lebih transparan dan kolaboratif antar negara dan institusi.

Tapi, Apakah Semua Siap Beralih?

Meski tren open access menguat, bukan berarti model langganan akan hilang begitu saja. Ada beberapa tantangan besar:

  • Biaya APC yang Mahal Penulis dari negara berkembang sering kali kesulitan membayar biaya publikasi open access yang bisa mencapai jutaan rupiah bahkan ribuan dolar.

  • Kekhawatiran terhadap Kualitas Tidak semua jurnal open access berkualitas. Beberapa publisher abal-abal menyalahgunakan sistem ini untuk keuntungan semata (predatory journals).

  • Infrastruktur dan Kebijakan Institusi Belum semua institusi siap sepenuhnya dengan sistem open access. Perubahan kebijakan butuh waktu dan koordinasi besar.

Apa Kata Data dan Statistik?

Beberapa studi menunjukkan pertumbuhan jumlah artikel open access meningkat tajam sejak 2010. Di bidang biomedis, hampir 50% artikel baru kini diterbitkan secara open access. Google Scholar dan DOAJ (Directory of Open Access Journals) juga mencatat lonjakan signifikan.

Namun, dalam bidang ilmu sosial dan humaniora, model langganan masih dominan. Hal ini menunjukkan bahwa peralihan tidak merata antar bidang ilmu.

Bagaimana Penerbit Menyikapi Perubahan Ini?

Publisher besar kini berusaha mengakomodasi dua model sekaligus, lewat sistem hybrid journal. Dalam model ini, penulis bisa memilih untuk menerbitkan artikelnya secara open access atau tetap di bawah langganan.

Selain itu, beberapa publisher kini menawarkan model transformative agreements, yakni kesepakatan dengan institusi untuk beralih dari langganan ke open access secara bertahap.

Bagaimana Nasib Peneliti dan Institusi?

Pertanyaan apakah model langganan jurnal akan tergantikan oleh open access tak bisa lepas dari dampaknya terhadap peneliti. Di satu sisi, mereka mendapat visibilitas lebih besar. Namun, di sisi lain, beban biaya justru bisa meningkat jika tidak ada dukungan dari institusi.

Untuk itu, penting bagi universitas dan lembaga riset untuk mulai menyusun strategi pendanaan publikasi yang adil dan berkelanjutan. Beberapa negara bahkan mulai memberikan subsidi khusus untuk publikasi open access.

Apakah Open Access Adalah Masa Depan?

Melihat tren, teknologi, dan kebutuhan akan pemerataan ilmu pengetahuan, jawaban dari pertanyaan apakah model langganan jurnal akan digantikan oleh open access mungkin adalah “ya, tapi secara bertahap dan tidak total.”

Model langganan tidak akan sepenuhnya punah, tapi peranannya bisa mengecil. Open access akan menjadi standar baru, terutama jika terus terdukung oleh kebijakan pemerintah dan lembaga internasional.

Kesimpulan

Pertanyaan apakah model langganan jurnal akan digantikan oleh open access bukan sekadar isu teknis, tapi menyangkut filosofi keadilan dalam ilmu pengetahuan. Kita semua memiliki peran dalam mendorong akses pengetahuan yang lebih luas dan inklusif.

Akhirnya, publikasi ilmiah adalah tentang menyebarkan pengetahuan, bukan menahannya. Meskipun masih ada tantangan, open access memberikan harapan akan dunia akademik yang lebih terbuka dan kolaboratif di masa depan.

FAQ

1. Apa kelebihan open access dibanding model langganan jurnal?
Open access memungkinkan akses gratis untuk semua orang, meningkatkan sitasi, dan memperluas jangkauan penelitian tanpa batasan geografis atau institusional.

2. Apakah semua jurnal open access gratis untuk penulis?
Tidak. Sebagian besar jurnal open access mengenakan biaya publikasi (APC), meskipun ada juga jurnal tanpa biaya untuk penulis.

3. Apakah jurnal berlangganan akan benar-benar hilang di masa depan?
Kemungkinan besar tidak sepenuhnya. Namun, proporsi jurnal open access akan terus meningkat seiring perkembangan kebijakan dan teknologi.

4. Bagaimana cara membedakan jurnal open access yang kredibel dan predatory journal?
Periksa apakah jurnal tersebut terindeks di DOAJ, memiliki editorial board yang jelas, dan proses peer review yang transparan.

5. Apakah open access cocok untuk semua bidang ilmu?
Beberapa bidang seperti kedokteran dan sains mengalami pertumbuhan open access yang pesat. Namun, di bidang humaniora, model langganan masih cukup kuat.

Linkedin : Mamduh Rihadatul Aisy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Chat WhatsApp
WhatsApp