
Apakah semua sumber harus dari jurnal ilmiah? Pertanyaan ini kerap muncul di kalangan mahasiswa dan peneliti yang sedang menyusun tugas akhir atau artikel. Artikel ini akan mengupas dengan detail jenis sumber referensi yang dapat digunakan, mana yang wajib dari jurnal ilmiah, dan bagaimana memilih sumber yang relevan sesuai kebutuhan.
Sebagian besar dosen dan reviewer jurnal bereputasi memang sangat mendorong penggunaan jurnal ilmiah sebagai sumber utama. Namun, apakah ini berarti kita tidak boleh menggunakan buku, situs web, laporan institusi, atau sumber lainnya? Jawabannya tidak sesederhana itu. Ada strategi memilih dan menyeimbangkan referensi agar tetap kredibel dan kuat secara akademik.
Jurnal ilmiah memiliki karakteristik:
Karena alasan inilah jurnal ilmiah dianggap sebagai sumber paling sahih untuk mendukung argumen dalam tulisan akademik.
Jika Anda menulis untuk jurnal ilmiah atau skripsi, minimal 60-70% referensi sebaiknya berasal dari jurnal ilmiah yang terindeks seperti Scopus atau SINTA.
Buku digunakan terutama untuk teori dasar, sejarah pemikiran, dan landasan konseptual yang kokoh.
Misalnya, untuk membahas kebijakan pemerintah terbaru, laporan BPS atau situs resmi kementerian dapat digunakan.
Jika menggunakan situs web atau laporan, pastikan sumbernya kredibel. Hindari blog pribadi, Wikipedia, atau situs yang tidak jelas afiliasinya.
Jurnal ilmiah memang merupakan referensi utama dalam karya akademik karena sifatnya yang kredibel, up-to-date, dan melalui proses ilmiah. Namun, bukan berarti sumber selain jurnal tidak bisa digunakan. Buku, laporan resmi, dan situs terpercaya tetap memiliki tempat tersendiri jika digunakan secara bijak dan proporsional.
Dengan memahami karakteristik masing-masing sumber dan mengombinasikannya secara tepat, Anda dapat menyusun tulisan yang tidak hanya kuat secara akademik tetapi juga relevan dan informatif.
Idealnya 60–80% referensi berasal dari jurnal ilmiah, tergantung jenis karya ilmiah yang ditulis.
Boleh, tetapi hanya sebagai pelengkap, bukan sebagai dasar teori atau argumen utama.
Tidak disarankan, karena sifatnya terbuka dan tidak selalu akurat. Gunakan hanya sebagai bahan awal.
Periksa apakah jurnal tersebut terindeks Scopus, SINTA, atau DOAJ. Jurnal predator biasanya meminta biaya tinggi tanpa proses review yang ketat.
Ya, jika berasal dari penerbit resmi dan memuat informasi akademik yang sahih.