
Buat kamu yang sedang meniti karier akademik atau sedang kuliah S2/S3, mengikuti konferensi internasional bisa jadi langkah penting dalam membangun reputasi ilmiah. Tapi pertanyaannya, bagaimana cara mengajukan paper ke konferensi internasional? Apakah sulit? Apakah butuh koneksi?
Tenang. Kamu tidak sendirian. Banyak peneliti dan mahasiswa pemula juga punya pertanyaan yang sama. Artikel ini akan membahas langkah-langkah praktisnya dengan gaya santai dan ringan, tapi tetap komprehensif agar kamu bisa siap mengirim paper ke level internasional.
Sebelum bahas teknis pengajuan, penting juga memahami kenapa konferensi internasional punya nilai strategis dalam dunia akademik:
Memperluas jejaring akademik dengan peneliti dari berbagai negara
Mendapat feedback langsung dari pakar bidangmu
Menambah pengalaman presentasi ilmiah di forum internasional
Meningkatkan peluang publikasi di jurnal terindeks
Membuka peluang kolaborasi riset lintas negara
Dengan semua manfaat itu, wajar jika banyak penulis bertanya-tanya, bagaimana cara mengajukan paper ke konferensi internasional? Mari kita bedah langkah-langkahnya.
Langkah pertama adalah mencari tahu konferensi mana yang sedang membuka Call for Papers (CFP). CFP adalah pengumuman resmi dari panitia konferensi bahwa mereka sedang menerima pengajuan naskah. Informasi ini biasanya berisi:
Tema besar konferensi
Sub-topik yang bisa dipilih
Tenggat waktu pengajuan abstrak dan full paper
Format paper
Mekanisme review dan notifikasi diterima atau ditolak
Kamu bisa menemukan CFP melalui:
Website konferensi akademik
Mailing list kampus atau komunitas ilmiah
Platform CFP seperti EasyChair, ExOrdo, atau ConfBay
Jangan asal kirim paper ke semua konferensi. Pilih yang sesuai dengan bidang risetmu, supaya peluang diterima lebih tinggi. Misalnya kamu meneliti tentang teknologi pendidikan, maka pilih konferensi yang fokusnya pada education, learning technology, atau digital pedagogy.
Periksa juga apakah konferensi tersebut:
Diselenggarakan oleh institusi terpercaya
Pernah diselenggarakan sebelumnya (bukan event abal-abal)
Menyediakan publikasi prosiding yang terindeks Scopus atau lainnya
Sebagian besar konferensi internasional meminta kamu mengirim abstrak terlebih dahulu sebelum full paper. Di tahap ini, kamu harus bisa menjual ide risetmu hanya dalam 200–300 kata.
Tips membuat abstrak yang kuat:
Langsung to the point: apa masalah dan solusi yang kamu tawarkan
Tunjukkan novelty atau kebaruan
Gunakan bahasa akademik tapi mudah dipahami
Hindari istilah yang terlalu teknis jika tidak perlu
Kalau abstrakmu diterima, biasanya kamu akan mendapat email konfirmasi dan diminta mengirim full paper sesuai format yang ditentukan.
Setelah abstrak diterima, saatnya kamu menulis full paper. Nah, di sinilah banyak yang bingung tentang bagaimana cara mengajukan paper ke konferensi internasional secara teknis. Pastikan kamu:
Mengikuti template yang diberikan panitia
Menggunakan bahasa Inggris akademik
Menyertakan kutipan dan daftar pustaka yang sesuai gaya penulisan (APA, IEEE, dll.)
Memastikan struktur paper jelas: abstrak, pendahuluan, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan
Gunakan tools bantu seperti Grammarly, Google Translate (untuk menerjemahkan draf awal), dan minta proofread dari dosen atau rekan.
Setiap konferensi biasanya menyediakan sistem online untuk submission, seperti:
EasyChair
ConfTool
CMT (Microsoft)
Email resmi panitia (jika skala kecil)
Kamu hanya perlu daftar akun, unggah paper, dan isi metadata seperti judul, nama penulis, afiliasi, serta abstrak. Jangan lupa simpan bukti submit dan catat tanggal penting seperti:
Tanggal pengumuman review
Deadline revisi (jika ada)
Tanggal konferensi
Jika paper kamu diterima, selamat! Tapi pekerjaan belum selesai. Kamu harus menyiapkan presentasi, karena sebagian besar konferensi mewajibkan presenter hadir (secara langsung atau virtual).
Tips presentasi konferensi internasional:
Buat slide yang ringkas dan visual
Hindari teks terlalu banyak
Latih presentasi dalam bahasa Inggris
Fokus pada poin penting: masalah, solusi, hasil riset
Jangan lupa waktu presentasi biasanya hanya 10–15 menit
Jika kamu akan hadir langsung ke lokasi konferensi di luar negeri, pastikan kamu mengurus hal-hal ini:
Visa kunjungan singkat (khusus akademik)
Tiket dan akomodasi
Biaya registrasi konferensi
Cek juga apakah kampus atau lembagamu menyediakan bantuan dana atau hibah konferensi. Banyak institusi yang mendukung dosen dan mahasiswa berprestasi untuk ikut event internasional.
Setelah konferensi selesai, panitia biasanya akan memproses paper untuk masuk ke prosiding atau jurnal tertentu. Tidak semua langsung masuk Scopus, tapi kamu bisa cek:
Apakah prosiding terbit di publisher bereputasi seperti Springer, IEEE, atau Elsevier
Apakah ada pilihan journal extension untuk publikasi lebih lanjut
Apakah naskahmu perlu revisi sebelum diterbitkan
Ini adalah bagian penting dalam menjawab bagaimana cara mengajukan paper ke konferensi internasional karena publikasi resmi memberi dampak nyata ke CV ilmiah kamu.
Jadi, bagaimana cara mengajukan paper ke konferensi internasional? Jawabannya ada dalam persiapan matang, ketelitian mengikuti aturan, dan keberanian untuk mencoba.
Konferensi internasional berskala global, pesertanya dari berbagai negara, dan biasanya menggunakan bahasa Inggris serta publikasinya lebih diakui.
Tidak. Mahasiswa pun bisa, asalkan risetnya sesuai dan berkualitas.
Tidak. Ada proses review yang menentukan apakah paper layak dipresentasikan dan dipublikasikan.
Tidak semua. Tapi konferensi yang bereputasi biasanya menyediakan opsi publikasi di prosiding atau jurnal setelah proses tambahan.
Kamu bisa ajukan ke kampus, lembaga riset, atau program pendanaan dari pemerintah seperti LPDP atau Kemendikbud.