
Research gap adalah kunci utama dalam proposal penelitian yang menentukan nilai kebaruan riset. Artikel ini membahas cara menemukan, merumuskan, dan menuliskan research gap agar proposal lebih meyakinkan dan berpeluang lolos hibah.
Research gap adalah celah pengetahuan dalam bidang penelitian tertentu yang belum dijawab secara memadai oleh studi sebelumnya. Dalam proposal, research gap menjadi alasan utama mengapa penelitian perlu dilakukan. Tanpa research gap, penelitianmu bisa dianggap tidak memiliki kontribusi baru.
✨ 1. Tinjau Literatur Secara Luas
Baca artikel jurnal terbaru dari database akademik (Scopus, Web of Science, Google Scholar). Catat topik yang sudah banyak diteliti dan temukan area yang masih minim riset.
✨ 2. Analisis Tren Penelitian
Amati isu yang sedang berkembang di bidangmu. Jika ada tren yang populer tapi belum dibahas secara mendalam, itu bisa menjadi gap.
✨ 3. Bandingkan Hasil Penelitian
Jika ada hasil penelitian yang berbeda atau kontradiktif, jelaskan perbedaan itu sebagai research gap.
✨ 4. Fokus pada Konteks Lokal
Banyak penelitian dilakukan di luar negeri, tapi belum diaplikasikan di konteks Indonesia. Itu bisa menjadi celah penelitian.
✨ 5. Gunakan Metode atau Perspektif Baru
Celah juga bisa muncul jika kamu menawarkan metode atau pendekatan analisis yang berbeda dari penelitian sebelumnya.
📌 “Banyak penelitian tentang literasi digital dilakukan di negara maju, namun masih terbatas penelitian yang menyoroti konteks perguruan tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengisi gap tersebut dengan mengkaji strategi literasi digital mahasiswa di era AI.”
❌ Menyebutkan gap terlalu umum (misalnya: “topik ini masih jarang diteliti”).
❌ Tidak menunjukkan bukti literatur pendukung.
❌ Gap tidak relevan dengan tujuan penelitian.
❌ Hanya menyebutkan gap, tanpa menjelaskan kontribusi penelitian.
Research gap adalah roh dari sebuah proposal penelitian. Dengan merumuskan gap secara jelas, berdasarkan literatur yang valid, dan menekankan kontribusi penelitian, proposalmu akan lebih kuat dan kompetitif. Ingat, semakin spesifik research gap, semakin besar peluang proposal diterima.
1. Apakah research gap selalu harus benar-benar baru?
Tidak harus sepenuhnya baru, tapi minimal memberikan sudut pandang atau pendekatan yang berbeda.
2. Bagaimana jika sulit menemukan research gap?
Perbanyak membaca literatur terbaru dan diskusi dengan dosen atau pakar bidang terkait.
3. Apakah research gap harus ditulis panjang?
Tidak, yang penting jelas, terstruktur, dan didukung literatur.
4. Bagaimana cara cepat mencari research gap?
Gunakan fitur “future research” di artikel jurnal untuk menemukan rekomendasi penelitian lanjutan.
5. Apa hubungan research gap dengan tujuan penelitian?
Research gap menjadi dasar utama dalam merumuskan tujuan penelitian.