
Saat sebuah peneliti menghasilkan temuan inovatif, pertanyaan berikutnya yang muncul biasanya: bagaimana proses pendaftaran hak paten bagi hasil penelitian?
Menurut aturan kekayaan intelektual, hasil penelitian bisa terlindungi dengan hak paten agar tidak disalahgunakan pihak lain. Namun prosesnya sering terlihat rumit bagi pemula.
Artikel ini akan memandu langkah demi langkah, mulai dari syarat paten, persiapan dokumen, pengajuan, sampai prosedur pemeriksaan dan penerbitan paten.
Tersajikan dengan bahasa yang santai agar mudah difahami dan langsung bisa peneliti pemula terapkan maupun akademisi profesional.
Hak paten adalah perlindungan hukum untuk penemuan baru bisa berupa produk, metode, proses, atau komposisi. Tanpa registrasi, hasil penelitian kamu bisa diklaim atau diproduksi oleh orang lain tanpa izin.
Nah, jika kamu memiliki inovasi yang memenuhi kriteria kebaruan dan memiliki nilai praktis atau industri, ini saat tepat untuk mempertimbangkan bagaimana proses pendaftaran hak paten bagi hasil penelitian?
Sebelum mendaftar, pastikan hasil penelitianmu memenuhi tiga syarat dasar:
Kebaruan (novelty)
Inovasi harus tidak sedang dibahas atau dipatenkan orang lain.
Langkah Inventif (inventive step)
Tidak boleh berupa solusi yang sudah jelas bagi ahli sejawat.
Dapat Dipakai di Industri (industrial applicability)
Harus mampu diproduksi atau digunakan di dunia nyata.
Kalau sudah yakin ia memenuhi ketiga syarat tersebut, saatnya kita pelajari bagaimana proses pendaftaran hak paten bagi hasil penelitian?
Agar proses berjalan mulus, siapkan dokumen berikut:
Formulir pendaftaran dari kantor paten (SIPP di Indonesia).
Deskripsi lengkap: latar belakang teknis dan estimasi kegunaan.
Gambar ilustrasi jika diperlukan, agar jelas fungsi bagian.
Klaim paten, berupa pernyataan hukum tentang batasan inovasi.
Ringkasan singkat (abstract) sekitar 150–200 kata.
Data peneliti atau institusi: nama, kontak, alamat, dan status penemu.
Dokumen yang lengkap meminimalkan risiko penolakan administratif.
Di Indonesia, proses pendaftaran paten bisa via portal online SIPP atau melalui Kantor Paten secara langsung. Setelah dokumen diunggah atau diserahkan, kamu akan mendapat nomor permohonan dan tanggal permohonan—ini penting karena menjadi prioritas dalam penentuan hak paten.
Pada tahap ini kamu sudah menjalani tahap awal dari bagaimana proses pendaftaran hak paten bagi hasil penelitian?
Prosedur ini terdiri atas dua tahap pemeriksaan:
Pemeriksaan formalitas: mengecek kelengkapan dokumen, format dan kesesuaian teknis.
Pemeriksaan materiil: menilai secara teknis apakah inovasi memenuhi kriteria novelty, inventive step, dan industrial applicability.
Jika ada revisi klaim, akan muncul pemberitahuan via email. Peneliti harus menanggapi dalam jangka waktu tertentu agar prosedur bisa lanjut.
Setelah lolos pemeriksaan formalitas, permohonan paten akan kamu publikasikan dalam jurnal paten nasional setelah 18 bulan dari tanggal permohonan.
Begitulah mekanisme selanjutnya dalam bagaimana proses pendaftaran hak paten bagi hasil penelitian?
Jika lolos evaluasi materiil, kantor paten akan menerbitkan sertifikat paten. Peneliti memperoleh hak eksklusif untuk 20 tahun (di Indonesia).
Artinya, hanya kamu atau pihak yang mendapatkan izin dapat memproduksi, menjual, atau menggunakan teknologi tersebut.
Setelah paten terbit, kamu bisa manfaatkan:
Lisensi ke industri terkait
Komersialisasi produk sendiri
Kolaborasi riset lanjutan dengan fees atau equity
Klaim royalti bila ada produk berbasis paten
Pengetahuan tentang strategi ini akan menjawab bagian akhir dari bagaimana proses pendaftaran hak paten bagi hasil penelitian?
Beberapa tantangan sering muncul:
Revisi dokumen oleh pemeriksa
Penolakan materiil karena novelty masih kita pertanyakan
Biaya pemeliharaan tahunan
Proses lama jika perlu penerbitan internasional (PCT)
Namun ini semua bisa kita atasi jika kamu mempersiapkan dengan matang.
Jika ingin mendapatkan perlindungan di lebih dari satu negara, kamu bisa mengajukan melalui PCT (Patent Cooperation Treaty). Permohonan PCT bisa kita lakukan 12 bulan setelah pendaftaran nasional untuk mengklaim hak prioritas.
Estimasi biaya (Indonesia):
Tahap pengajuan: Rp4–6 juta
Pemeriksaan materiil: tambahan Rp3–5 juta
Pemeliharaan tahunan: Rp1–2 juta per tahun
Proses penerbitan bisa memakan waktu 2–4 tahun. Namun hasilnya adalah perlindungan eksklusif hingga 20 tahun.
Kalau merasa proses terlalu teknis, kamu bisa memakai jasa konsultan paten. Mereka bisa membantu:
Menyusun dokumen teknis
Negosiasi klaim
Pengajuan PCT dan strategi global
Biaya tambahan biasanya sebanding dengan penghematan waktu dan keamanan legalitas paten.
Pendaftaran paten bagi hasil penelitian memang tampak rumit, tapi jika kamu mengikuti panduan tertata mengenai bagaimana proses pendaftaran hak paten bagi hasil penelitian?, semuanya jadi terarah dan bisa dilalui dengan lancar.
1. Berapa lama proses pengajuan paten sampai terbitkan?
Proses pemeriksaan biasanya memakan waktu 2–4 tahun; penerbitan sertifikat biasanya setelah itu.
2. Bisakah saya mendaftar paten tanpa konsultan?
Bisa, namun harus memahami format dokumen dan sistem paten nasional. Untuk ekspor paten ke luar negeri, konsultan sangat kami sarankan.
3. Apakah bisa paten kita daftarkan bersama tim riset?
Tentu bisa. Semua pendiri harus tercantum dalam dokumen penemuan.
4. Apa perbedaan pendaftaran nasional dan lewat PCT?
Pendaftaran nasional hanya berlaku di satu negara; PCT memberi opsi pengajuan di banyak negara dengan satu aplikasi.
5. Apakah dana hibah bisa kita gunakan untuk bayar biaya paten?
Boleh, asalkan hibah memang mengizinkan alokasi dana untuk pendaftaran kekayaan intelektual.