Bahaya Mempublikasikan Artikel di Jurnal Predator

Bahaya Mempublikasikan Artikel di Jurnal Predator

Bahaya mempublikasikan artikel di jurnal predator sering diremehkan oleh peneliti pemula. Artikel ini menjelaskan dampak negatifnya terhadap reputasi, karier akademik, dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Bahaya Mempublikasikan Artikel di Jurnal Predator

Publikasi di jurnal predator bukan hanya membuang waktu dan uang, tetapi juga dapat merusak kredibilitas peneliti. Dengan memahami bahayanya, penulis bisa lebih bijak memilih tempat publikasi yang benar-benar diakui.

Mengapa Jurnal Predator Menjadi Masalah Serius?

Jurnal predator berkembang pesat karena adanya kebutuhan peneliti untuk segera menerbitkan artikel, baik demi kelulusan, kenaikan pangkat, atau syarat hibah penelitian.

Sayangnya, tekanan akademik ini dimanfaatkan oleh penerbit nakal yang hanya mengejar keuntungan finansial tanpa memperhatikan kualitas ilmiah. Akibatnya, banyak artikel riset terjebak dalam publikasi yang tidak diakui.

📖 Menurut Nature, ribuan artikel ilmiah setiap tahunnya jatuh ke dalam jurnal predator, terutama dari peneliti di negara berkembang.

Bahaya Utama Publikasi di Jurnal Predator

Berikut dampak nyata yang bisa terjadi:

1. Reputasi Peneliti Hancur

Ketika artikel dimuat di jurnal predator, komunitas akademik bisa menganggap penulis tidak berhati-hati atau bahkan kurang kompeten. Hal ini dapat mengurangi kepercayaan orang terhadap kualitas penelitian.

2. Artikel Tidak Diakui Secara Resmi

Banyak universitas dan lembaga penelitian tidak mengakui artikel yang terbit di jurnal predator, sehingga publikasi tersebut tidak bisa digunakan untuk syarat akademik.

3. Kerugian Finansial

Jurnal predator sering memungut biaya publikasi tinggi, tetapi artikel tidak terindeks, tidak bisa diakses luas, bahkan kadang hilang begitu saja dari situs.

4. Riset Hilang dari Literatur Akademik

Artikel di jurnal predator jarang disitasi karena tidak diakses peneliti lain. Hasil riset yang seharusnya berguna akhirnya menghilang begitu saja.

5. Merosotnya Kualitas Ilmu Pengetahuan

Karena jurnal predator tidak melakukan peer-review yang ketat, banyak artikel dengan data lemah atau bahkan hasil manipulasi lolos diterbitkan. Hal ini berbahaya bagi integritas sains.

Contoh Kasus Nyata

  1. Kasus di India (2017)
    Lebih dari 300 profesor universitas diketahui menerbitkan artikel di jurnal predator. Akibatnya, universitas mereka kehilangan kepercayaan publik dan mahasiswa kesulitan mendapatkan beasiswa internasional.
  2. Kasus Peneliti di Nigeria
    Seorang dosen yang memasukkan artikel ke jurnal predator tidak bisa naik jabatan akademik karena publikasinya tidak diakui oleh lembaga pendidikan tinggi setempat.
  3. Eksperimen “Makalah Sampah”
    Beberapa peneliti menguji jurnal predator dengan mengirim artikel yang penuh kesalahan logis, dan hasilnya artikel tetap diterbitkan setelah membayar biaya publikasi.

Mengapa Banyak Peneliti Masih Terjebak?

  • Kurangnya Edukasi → banyak peneliti pemula tidak tahu cara membedakan jurnal kredibel dan predator.
  • Tekanan Akademik → kebutuhan segera lulus, kenaikan jabatan, atau persyaratan hibah membuat mereka tergesa-gesa.
  • Iming-Iming Publikasi Cepat → jurnal predator sering menjanjikan terbit hanya dalam 1–2 minggu.
  • Biaya Murah (Kadang Mahal) → dibanding jurnal internasional kredibel, beberapa jurnal predator menawarkan biaya lebih murah.
  • Email Spam → peneliti sering menerima undangan publikasi melalui email massal yang menggoda.

Tips Lainnya untuk Menghindari Bahaya Jurnal Predator

  1. Lakukan Riset Sebelum Submit
    Selalu periksa reputasi jurnal melalui Scopus, WoS, atau DOAJ.
  2. Waspada Janji Publikasi Cepat
    Proses review normal bisa memakan waktu 2–6 bulan.
  3. Diskusikan dengan Mentor atau Rekan Senior
    Pengalaman mereka bisa membantu menentukan apakah jurnal kredibel atau tidak.
  4. Perhatikan Editorial Board
    Jika editor tidak jelas atau tidak sesuai bidang, sebaiknya dihindari.
  5. Gunakan Tools Resmi
    Situs seperti ThinkCheckSubmit.org dapat membantu penulis mengecek kredibilitas jurnal.

Kesimpulan

Bahaya mempublikasikan artikel di jurnal predator tidak bisa dianggap sepele. Selain merugikan secara finansial, publikasi tersebut juga merusak reputasi peneliti dan menghilangkan kontribusi riset dari dunia akademik.

Peneliti perlu lebih teliti dan kritis dalam memilih jurnal. Dengan memilih tempat publikasi yang kredibel, karya ilmiah tidak hanya diakui tetapi juga memberi manfaat nyata bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

FAQ

1. Apa yang dimaksud dengan jurnal predator?
Jurnal predator adalah jurnal yang hanya mengejar keuntungan finansial tanpa proses review ilmiah yang benar.

2. Apakah publikasi di jurnal predator bisa dihapus?
Sulit. Sekali artikel terbit, biasanya sulit ditarik kembali. Tetapi penulis bisa menulis ulang dan mengirim ke jurnal kredibel.

3. Bagaimana cara mengetahui apakah jurnal predator atau tidak?
Periksa database resmi (Scopus, WoS, DOAJ), cek editorial board, dan teliti proses review yang dijelaskan di situs.

4. Apakah mahasiswa S2 dan S3 sering jadi korban jurnal predator?
Ya. Karena tekanan akademik, mereka sering mencari publikasi cepat sehingga rawan tertipu.

5. Apa langkah pertama jika sudah terlanjur publikasi di jurnal predator?
Tetap simpan sebagai pengalaman, tetapi jangan gunakan sebagai publikasi utama untuk syarat akademik.

 

Penulis Blog Informasi Edukasi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Chat WhatsApp
WhatsApp