
Kalau kamu sedang sibuk menyelesaikan artikel untuk jurnal bereputasi, pasti pernah bertanya-tanya, cara mempercepat proses review dan publikasi di jurnal Scopus itu seperti apa? Prosesnya bisa terasa lambat, apalagi jika kamu punya deadline akademik atau hibah riset.
Tenang, artikel ini menyajikan cara-cara praktis dari persiapan naskah, teknis submit, hingga pengelolaan proses review, semuanya dibuat agar mudah diterapkan.
Tujuannya supaya proses review dan publikasi di jurnal Scopus tidak berlarut-larut, nyaman buat kamu dan juga reviewer maupun editor.
Langkah pertama paling penting dalam cara mempercepat proses review dan publikasi di jurnal Scopus adalah memilih jurnal yang tepat yaitu cek waktu rata-rata review di website jurnal. Banyak jurnal mencantumkan “time to first decision” (biasanya 4–8 minggu).
Memastikan jurnal bereputasi dan berefaktor dampak (impact factor) layak. Komunikasi awal dengan editor—apa mereka open to pre-submission inquiry? Hindari jurnal yang terlihat lambat merespons atau terlalu spesifik sehingga reviewer sulit dicari. Dengan memulai di jalur yang tepat, kamu sudah mempercepat proses dari awal.
Setelah jurnal dipilih, susun naskah dengan sempurna agar cara mempercepat proses review dan publikasi di jurnal Scopus bisa tersampaikan:
Gunakan template atau panduan penulis dari jurnal secara teliti.
Sertakan sampel data, grafik, atau tabel yang jelas dan padat informasi.
Perkaya naskah dengan literatur terkini (3–5 tahun terakhir).
Gunakan bahasa Inggris akademik yang rapi—atau gunakan jasa proofreading jika perlu.
Pastikan abstrak mencakup latar, metode, hasil kunci, dan kontribusi.
Manuscript yang disiapkan matang meningkatkan kemungkinan diterima cepat di tahap awal editorial.
Beberapa jurnal Scopus membuka fitur pre-submission inquiry. Cara ini sangat efektif dalam strategi cara mempercepat proses review dan publikasi di jurnal Scopus:
Kirim email ringkas berisi abstrak, novelty, dan pertanyaan apakah topik ini sesuai jurnal.
Lampirkan poin utama penelitian.
Editor akan memberi komentar awal—apakah kiriman layak lanjut atau tidak.
Jika dijawab positif, proses selanjutnya bisa lebih lancar dan cepat.
Selalu ingat untuk menjaga tone yang profesional dan singkat.
Setelah submit, kamu akan menerima akses ke sistem editorial. Cara mempercepat proses review dan publikasi di jurnal Scopus selanjutnya:
Isi semua field dengan lengkap: kata kunci, data supplementary, rekomendasi reviewer.
Rekomendasikan 3–5 reviewer yang ahli dan independen dari negara lain agar editor mudah mencari.
Isi cover letter dengan memperjelas novelty dan alasan memilih jurnal tersebut.
Semua ini memudahkan editor dan mempercepat tahap assignment.
Setelah submit, kalau belum ada kabar selama 8 minggu, lakukan cara berikut:
Kirim email follow-up sopan menanyakan status ‘first decision’.
Jika response setelah diingatkan cepat, hal ini menunjukkan jurnal responsif.
Jika masih lama, kamu bisa coba jurnal lain tapi tentu dengan hati-hati agar tidak double submit.
Ini masih bagian dari strategi cara mempercepat proses review dan publikasi di jurnal Scopus—lebih baik proaktif namun sopan.
Saat reviewer mengirimkan komentar, ini saat krusial dalam cara mempercepat proses review dan publikasi di jurnal Scopus:
Mulai revisi segera setelah komentar diterima.
Buat table respon reviewer: komentar asli – tanggapan – perubahan.
Tanggapi semua reviewer secara detail dan sopan, bahkan jika menolak beberapa komentar.
Lampirkan versi revisi dan clean copy tanpa highlight.
Semakin cepat dan tegas kamu tanggapi, semakin cepat editor bisa memutuskan final.
Setelah revisi diterima, editor biasanya minta proof:
Periksa proof dengan teliti: typo, format, referensi, layout.
Pastikan metadata juga benar seperti nama, afiliasi, DOI, funding.
Cepat balas proof (biasanya 48–72 jam) agar proses publikasi akhir tidak tertunda.
Ini adalah langkah akhir dalam cara mempercepat proses review dan publikasi di jurnal Scopus.
Beberapa jurnal menawarkan fitur “online first” atau “early view” yang memungkinkan naskahmu dipublikasikan online sebelum masuk edisi cetak:
Ini mempercepat visibility dan bisa langsung disitasi.
Setelah online, kamu bisa langsung bagikan ke jejaring, profil akademik, dan sosial media riset.
Gunakan hashtags dan link DOI agar artikel cepat terindeks Google Scholar.
Bagian ini membantu menuntaskan cara mempercepat proses review dan publikasi di jurnal Scopus agar dampaknya langsung terasa.
Kalau jurnal utama terlalu lama, pertimbangkan strategi alternatif:
Simpan draf ke jurnal lain dengan target serupa yang memiliki jalur cepat.
Jangan batalkan manuskrip pertama terlebih dahulu—tunggu resmi rejection.
Gunakan jurnal open access Scopus yang punya model cepat (fast track).
Ini bagian dari strategi diversifikasi dan optimale dalam mempercepat publikasi.
Bekerja sama dengan rekan pengalaman bisa mempercepat proses review dan publikasi:
Kolaborasi lintas negara menawarkan reviewer potensial dan pengalaman kumpulkan data.
Jaringan editorial atau reviewer meningkatkan peluang bypass beberapa admin step.
Rekan dengan pengalaman submit ke jurnal Scopus bisa berbagi pedoman kesalahan umum.
Kolaborasi seperti ini merupakan langkah jitu dalam mempercepat artikel dipublikasi.
Dengan menjalankan cara mempercepat proses review dan publikasi di jurnal Scopus yang telah dijelaskan dari seleksi jurnal, siapkan naskah matang, pre-inquiry, rekomendasi reviewer, revisi cepat, hingga kolaborasi kamu tidak hanya mempercepat proses, tapi juga memastikan artikel kamu berkualitas dan mudah diterima. Format proaktif, komunikatif, dan strategis akan membuat perjalanan publikasi terasa lebih cepat.
1. Seberapa cepat publikasi di Scopus bisa selesai jika mengikuti tips ini?
Dengan strategi ini, waktu publikasi bisa 4–6 bulan—khususnya dengan fast-track atau online first feature.
2. Bolehkah mengganti jurnal setelah submit jika proses terlalu lama?
Kamu bisa mempertimbangkan setelah ada rejection resmi. Double submit tidak perbolehkan.
3. Apakah semua jurnal Scopus menerima rekomendasi reviewer?
Umumnya ya; format submission biasanya menyediakan pilihan 3–5 reviewer. Gunakan ini.
4. Bagaimana kalau proses review review terus tanpa keputusan?
Lakukan follow-up setelah 8–10 minggu. Jika editor tidak respons, kamu bisa withdraw dan submit ke jurnal lain.
5. Apa manfaat publikasi online first?
Artikel bisa tersitasi dan terakses lebih awal, membantu reputasi dan kerja ilmiahmu segera terlihat.