Cara Menghindari Desk Rejection di Jurnal Internasional

Cara Menghindari Desk Rejection di Jurnal Internasional

Bayangkan jika Kamu sudah susah payah menyusun artikel ilmiah selama berbulan-bulan, lalu mengirimkannya ke jurnal internasional impian. Tapi, beberapa hari kemudian, balasan yang datang bukan kabar baik, melainkan penolakan cepat alias desk rejection. Rasanya pasti mengecewakan, bukan? Namun bagaimana cara menghindari desk rejection di jurnal internasional.

Desk rejection adalah penolakan yang terjadi sebelum artikel Anda sampai ke reviewer. Biasanya, editor memutuskan menolak naskah hanya dari penilaian awal.

Supaya hal ini tidak terjadi, mari kita bahas tuntas cara menghindari desk rejection di jurnal internasional. Simak baik-baik, ya!

Memahami Apa Itu Desk Rejection

Sebelum ke cara menghindari desk rejection di jurnal internasional, Kamu harus tau dulu desk rejection terjadi ketika editor menolak artikel Anda tanpa meneruskan ke proses peer review. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan, misalnya:

  • Artikel di luar cakupan jurnal.
  • Struktur penulisan buruk.
  • Plagiarisme atau self-plagiarism.
  • Metode dan hasil yang lemah.
  • Bahasa yang sulit dipahami.

Memahami alasan di balik desk rejection adalah langkah awal agar Anda bisa menghindarinya.

Pilih Jurnal yang Tepat

Salah satu penyebab utama desk rejection adalah naskah yang tidak sesuai dengan ruang lingkup jurnal. Pastikan Anda:

  • Baca aim dan scope jurnal dengan teliti.
  • Cek jenis artikel yang biasa diterbitkan.
  • Perhatikan Impact Factor dan target pembaca jurnal.

Contohnya, jika penelitian Kamu tentang teknologi pendidikan, jangan kirim ke jurnal yang lebih berfokus pada kebijakan pendidikan.

Perhatikan Panduan Penulisan Jurnal

Setiap jurnal punya pedoman penulisan (author guidelines) yang wajib diikuti. Mulai dari format artikel, jumlah kata, gaya kutipan, hingga struktur naskah. Beberapa hal penting yang harus Anda cek:

  • Font dan ukuran huruf.
  • Penulisan abstrak dan kata kunci.
  • Gaya penulisan referensi (APA, MLA, Chicago, dll).

Gagal mengikuti pedoman penulisan sering kali langsung berujung pada desk rejection.

Tulis Abstrak yang Memikat

Abstrak adalah gerbang pertama yang dilihat editor. Jika abstrak Anda membosankan atau kurang jelas, peluang ditolak akan lebih besar. Pastikan abstrak Anda menjawab tiga pertanyaan utama:

  • Apa masalah yang diangkat?
  • Bagaimana metode yang digunakan?
  • Apa hasil dan kontribusi ilmiah dari penelitian ini?

Gunakan kalimat yang padat dan menarik agar editor tertarik membaca lebih lanjut.

Pastikan Kebaruan dan Kontribusi Ilmiah

Editor selalu mencari artikel yang memberikan novelty (kebaruan) dan kontribusi ilmiah. Hindari sekadar merangkum penelitian sebelumnya. Sebaliknya, tunjukkan apa yang membuat riset Anda berbeda dan penting.

Beberapa cara menonjolkan kebaruan artikel:

  • Bandingkan hasil riset Anda dengan penelitian terdahulu.
  • Jelaskan temuan unik atau pendekatan baru yang digunakan.
  • Tunjukkan dampak potensial hasil riset Anda.

Perbaiki Bahasa dan Tata Tulis

Jika artikel Kamu sulit dipahami karena tata bahasa yang buruk, editor tidak akan melanjutkan ke tahap review. Gunakan bahasa ilmiah yang jelas, lugas, dan efektif. Bila perlu, gunakan jasa proofreading profesional, terutama jika Anda menulis dalam bahasa Inggris.

Tips menulis yang lebih baik:

  • Gunakan kalimat aktif dan to the point.
  • Hindari jargon berlebihan.
  • Pastikan setiap paragraf fokus pada satu ide utama.

Susun Struktur Artikel dengan Jelas

Struktur artikel yang rapi dan sistematis memudahkan editor memahami alur penelitian Anda. Format umum yang sering digunakan di jurnal internasional:

  • Pendahuluan: Jelaskan latar belakang, tujuan, dan kontribusi ilmiah.
  • Tinjauan Pustaka: Ringkas penelitian terdahulu dan gap riset.
  • Metode: Paparkan metode yang jelas dan dapat direplikasi.
  • Hasil: Tampilkan data dan temuan utama.
  • Diskusi: Bahas hasil dan relevansinya.
  • Kesimpulan: Ringkas temuan dan rekomendasi penelitian.

Pastikan tiap bagian memiliki alur logis dan saling mendukung.

Perhatikan Daftar Pustaka

Referensi yang lengkap dan terkini menunjukkan bahwa riset Anda berdiri di atas pondasi penelitian yang solid. Gunakan referensi dari jurnal bereputasi dan pastikan formatnya sesuai dengan pedoman jurnal.

Hindari:

  • Referensi yang terlalu lama atau usang.
  • Sumber yang kurang kredibel.
  • Terlalu banyak kutipan dari artikel Anda sendiri (self-citation).

Gunakan Cover Letter yang Menarik

Banyak penulis meremehkan cover letter. Padahal, ini kesempatan emas untuk menjelaskan kenapa artikel Anda layak diterbitkan. Isi cover letter yang efektif:

  • Judul artikel dan tujuan utama.
  • Ringkasan kebaruan dan kontribusi ilmiah.
  • Alasan memilih jurnal tersebut.

Buatlah cover letter yang personal dan singkat, tapi tetap profesional.

Kesimpulan

Desk rejection memang menyakitkan, tapi bisa dihindari jika Anda tahu strateginya. Pahami alasan penolakan, ikuti pedoman jurnal, dan pastikan artikel Anda punya kebaruan serta kontribusi ilmiah yang jelas. Dengan persiapan matang, peluang lolos jurnal internasional akan lebih besar.

FAQ

  1. Apa penyebab paling umum desk rejection?
    • Artikel di luar cakupan jurnal dan struktur penulisan buruk.
  2. Berapa lama proses desk rejection biasanya terjadi?
    • Biasanya dalam hitungan hari hingga satu minggu.
  3. Apakah artikel yang ditolak bisa diajukan ke jurnal lain?
    • Bisa, asal perbaiki dulu sesuai alasan penolakan.
  4. Apakah semua jurnal internasional melakukan desk rejection?
    • Hampir semua jurnal bereputasi punya tahap seleksi awal oleh editor.
  5. Apakah cover letter wajib kita sertakan?
    • Tidak selalu, tapi sangat kita anjurkan untuk meningkatkan peluang lolos.

Linkedin : Mamduh Rihadatul Aisy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Chat WhatsApp
WhatsApp