
Bayangkan jika Kamu sudah susah payah menyusun artikel ilmiah selama berbulan-bulan, lalu mengirimkannya ke jurnal internasional impian. Tapi, beberapa hari kemudian, balasan yang datang bukan kabar baik, melainkan penolakan cepat alias desk rejection. Rasanya pasti mengecewakan, bukan? Namun bagaimana cara menghindari desk rejection di jurnal internasional.
Desk rejection adalah penolakan yang terjadi sebelum artikel Anda sampai ke reviewer. Biasanya, editor memutuskan menolak naskah hanya dari penilaian awal.
Supaya hal ini tidak terjadi, mari kita bahas tuntas cara menghindari desk rejection di jurnal internasional. Simak baik-baik, ya!
Sebelum ke cara menghindari desk rejection di jurnal internasional, Kamu harus tau dulu desk rejection terjadi ketika editor menolak artikel Anda tanpa meneruskan ke proses peer review. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan, misalnya:
Memahami alasan di balik desk rejection adalah langkah awal agar Anda bisa menghindarinya.
Salah satu penyebab utama desk rejection adalah naskah yang tidak sesuai dengan ruang lingkup jurnal. Pastikan Anda:
Contohnya, jika penelitian Kamu tentang teknologi pendidikan, jangan kirim ke jurnal yang lebih berfokus pada kebijakan pendidikan.
Setiap jurnal punya pedoman penulisan (author guidelines) yang wajib diikuti. Mulai dari format artikel, jumlah kata, gaya kutipan, hingga struktur naskah. Beberapa hal penting yang harus Anda cek:
Gagal mengikuti pedoman penulisan sering kali langsung berujung pada desk rejection.
Abstrak adalah gerbang pertama yang dilihat editor. Jika abstrak Anda membosankan atau kurang jelas, peluang ditolak akan lebih besar. Pastikan abstrak Anda menjawab tiga pertanyaan utama:
Gunakan kalimat yang padat dan menarik agar editor tertarik membaca lebih lanjut.
Editor selalu mencari artikel yang memberikan novelty (kebaruan) dan kontribusi ilmiah. Hindari sekadar merangkum penelitian sebelumnya. Sebaliknya, tunjukkan apa yang membuat riset Anda berbeda dan penting.
Beberapa cara menonjolkan kebaruan artikel:
Jika artikel Kamu sulit dipahami karena tata bahasa yang buruk, editor tidak akan melanjutkan ke tahap review. Gunakan bahasa ilmiah yang jelas, lugas, dan efektif. Bila perlu, gunakan jasa proofreading profesional, terutama jika Anda menulis dalam bahasa Inggris.
Tips menulis yang lebih baik:
Struktur artikel yang rapi dan sistematis memudahkan editor memahami alur penelitian Anda. Format umum yang sering digunakan di jurnal internasional:
Pastikan tiap bagian memiliki alur logis dan saling mendukung.
Referensi yang lengkap dan terkini menunjukkan bahwa riset Anda berdiri di atas pondasi penelitian yang solid. Gunakan referensi dari jurnal bereputasi dan pastikan formatnya sesuai dengan pedoman jurnal.
Hindari:
Banyak penulis meremehkan cover letter. Padahal, ini kesempatan emas untuk menjelaskan kenapa artikel Anda layak diterbitkan. Isi cover letter yang efektif:
Buatlah cover letter yang personal dan singkat, tapi tetap profesional.
Desk rejection memang menyakitkan, tapi bisa dihindari jika Anda tahu strateginya. Pahami alasan penolakan, ikuti pedoman jurnal, dan pastikan artikel Anda punya kebaruan serta kontribusi ilmiah yang jelas. Dengan persiapan matang, peluang lolos jurnal internasional akan lebih besar.