Cara Mengubah Feedback Reviewer Menjadi Perbaikan yang Positif

Cara Mengubah Feedback Reviewer Menjadi Perbaikan yang Positif

Mendapatkan feedback dari reviewer jurnal bisa menjadi momen yang menegangkan bagi sebagian besar penulis akademik, kamu harus mengetahui cara mengubah feedback reviewer.

Apalagi jika komentar yang diberikan terasa pedas atau terlalu banyak revisi yang diminta. Tapi tenang saja, sebenarnya feedback reviewer bisa menjadi kesempatan emas untuk memperbaiki kualitas tulisan kita.

Artikel ini akan membahas cara mengubah feedback reviewer menjadi perbaikan yang positif secara menyeluruh dan mudah dipahami.

Mengapa Feedback Reviewer Itu Penting?

Sebelum kita bicara soal cara menanggapi, penting untuk memahami dulu mengapa feedback reviewer itu penting.

Reviewer adalah pembaca ahli yang bertugas menilai kualitas, keaslian, dan kontribusi artikel ilmiah. Masukan dari mereka bisa sangat bermanfaat untuk:

  • Menemukan kelemahan yang tidak kita sadari
  • Menyempurnakan struktur dan argumentasi
  • Meningkatkan kejelasan tulisan
  • Memastikan artikel layak dipublikasikan di jurnal target

Langkah Awal: Jangan Baper, Baca Ulang dengan Kepala Dingin

Ketika menerima komentar, hal pertama yang harus dilakukan adalah tidak langsung bereaksi emosional. Ambil waktu untuk menenangkan diri.

Baca ulang feedback reviewer dengan kepala dingin. Coba posisikan diri sebagai pembaca luar yang ingin artikelmu menjadi lebih baik.

Klasifikasikan Komentar Reviewer

Agar lebih mudah mengelola komentar yang masuk, kelompokkan berdasarkan jenisnya:

  1. Komentar Minor – typo, penggunaan istilah, format kutipan, dsb.
  2. Komentar Mayor – perbaikan metodologi, penambahan data, penyesuaian teori, dsb.
  3. Komentar Subjektif – opini pribadi reviewer yang perlu kamu pertimbangkan secara bijak.

Langkah ini akan membantu kamu membuat rencana revisi yang lebih terstruktur dan efisien.

Fokus pada Inti Masalah, Bukan Nada Komentar

Kadang kita merasa komentar reviewer terlalu tajam atau seolah menyerang. Tapi ingat, tugas reviewer memang mengkritisi, bukan membesarkan hati.

Jadi, fokuslah pada isi komentarnya, bukan pada gaya penyampaiannya. Lihat apakah yang mereka soroti memang bagian yang lemah dalam tulisan kita.

Tulis Tanggapan Reviewer Secara Profesional

Biasanya kamu diminta untuk menuliskan tanggapan reviewer atau “response to reviewer”. Nah, di sinilah kamu bisa menunjukkan profesionalisme. Tipsnya:

  • Gunakan bahasa yang sopan dan jelas
  • Kutip komentar reviewer terlebih dahulu
  • Jelaskan perubahan yang kamu lakukan secara rinci
  • Jika kamu tidak setuju dengan komentar tertentu, jelaskan alasannya secara ilmiah

Contoh:

Reviewer: “Metode analisis yang digunakan kurang relevan untuk data yang tersedia.”

Jawaban: “Kami mengucapkan terima kasih atas masukan ini. Kami telah mengevaluasi kembali metode analisis dan menggantinya dengan pendekatan yang lebih sesuai, yaitu regresi logistik, sebagaimana telah dijelaskan di halaman 5 paragraf 2.”

Jadikan Feedback sebagai Alat Belajar

Salah satu cara mengubah feedback reviewer menjadi perbaikan yang positif adalah dengan menjadikannya sebagai sarana belajar. Coba lihat pola komentar yang sering muncul:

  • Apakah kamu sering dikritik soal struktur?
  • Apakah data kamu kurang lengkap?
  • Apakah penulisan referensimu belum konsisten?

Dengan mengenali pola ini, kamu bisa memperbaiki kualitas penulisan di artikel-artikel berikutnya.

Hindari Kesalahan Umum Saat Menanggapi Reviewer

Beberapa kesalahan yang sebaiknya dihindari adalah:

  • Menolak semua saran reviewer tanpa alasan kuat
  • Memberikan tanggapan yang terlalu defensif
  • Tidak melakukan revisi walau sudah diberi arahan jelas
  • Tidak menyertakan versi revisi dengan highlight atau catatan perubahan

Ingat, reviewer juga manusia. Jika kamu menunjukkan itikad baik dan profesional, mereka biasanya akan menghargai usahamu.

Gunakan Tools Penunjang untuk Mempercepat Revisi

Untuk memperlancar proses revisi, kamu bisa menggunakan beberapa tools seperti:

  • Grammarly atau Quillbot untuk menyunting grammar dan gaya bahasa
  • Zotero atau Mendeley untuk mengelola referensi
  • Track Changes di Word atau Google Docs agar perubahan mudah dilacak

Bangun Pola Pikir Positif terhadap Kritik

Ini yang paling penting. Ubah cara pandang kamu terhadap kritik. Alih-alih melihatnya sebagai serangan, anggaplah sebagai kesempatan untuk tumbuh. Semakin sering kamu menghadapi feedback reviewer, semakin terasah kemampuan akademikmu.

Revisi Berkali-kali? Itu Normal!

Banyak penulis merasa gagal jika harus revisi lebih dari sekali. Padahal itu hal yang sangat wajar. Bahkan peneliti senior pun sering mengalami hal serupa. Yang penting adalah kamu terus memperbaiki dan menyempurnakan.

Kesimpulan

Mengubah feedback reviewer menjadi perbaikan yang positif bukan sekadar soal memperbaiki tulisan, tapi juga membentuk karakter akademik yang kuat. Dengan sikap terbuka, teknik yang tepat, dan komunikasi yang baik, kamu bisa mengubah kritik menjadi kontribusi berharga bagi karya ilmiahmu.

FAQ

1. Apakah semua komentar reviewer harus kita ikuti?
Tidak selalu. Jika kamu punya alasan ilmiah yang kuat, kamu boleh tidak mengikuti komentar tersebut, asalkan kamu jelaskan secara sopan dan profesional.

2. Bagaimana kalau reviewer tidak sopan atau terlalu keras?
Fokuslah pada isi komentarnya, bukan nada bicaranya. Hindari merespons dengan nada defensif.

3. Apa saja tools yang bisa membantu proses revisi?
Beberapa tools yang berguna antara lain Grammarly, Mendeley, dan fitur Track Changes pada dokumen.

4. Apakah boleh meminta pendapat orang lain saat merevisi?
Tentu saja. Bahkan sangat kita sarankan untuk meminta bantuan rekan sejawat atau mentor agar revisi lebih optimal.

5. Apakah proses revisi bisa mempercepat publikasi?
Jika kamu menanggapi feedback dengan serius dan melakukan perbaikan yang tepat, proses penerimaan artikel bisa berjalan lebih cepat.

Linkedin : Mamduh Rihadatul Aisy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Chat WhatsApp
WhatsApp