
Buat kamu yang berkecimpung di dunia akademik, pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah “publikasi jurnal”. Selain menjadi tolak ukur produktivitas ilmiah, ini juga bisa menjadi strategi publikasi jurnal sebagai strategi kenaikan pangkat.
Namun, bagaimana sebenarnya cara menjadikan publikasi jurnal sebagai strategi kenaikan pangkat yang efektif?
Artikel ini akan membahas tuntas langkah-langkah yang bisa kamu ambil agar setiap jurnal yang kamu tulis punya nilai tambah untuk jenjang karier akademismu.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami betul aturan yang berlaku di institusimu. Setiap universitas atau lembaga pendidikan biasanya punya ketentuan spesifik terkait jumlah dan jenis publikasi jurnal yang dibutuhkan untuk kenaikan pangkat. Pastikan kamu tahu:
Dengan pemahaman ini, kamu bisa lebih terarah dalam memilih target jurnal.
Jangan asal submit. Pilih jurnal yang sesuai dengan topik penelitianmu dan tentunya memenuhi kriteria kenaikan pangkat. Beberapa jurnal memiliki bobot kum yang lebih tinggi, misalnya jurnal internasional bereputasi seperti yang terindeks Scopus atau Web of Science.
Lakukan riset kecil untuk mengetahui:
Strategi ini bisa menghemat waktu dan memperbesar peluang publikasi diterima.
Setelah menentukan target, susun roadmap publikasi. Buatlah perencanaan berdasarkan waktu dan tahapan riset. Misalnya:
Dengan roadmap ini, kamu bisa bekerja lebih sistematis dan tidak terburu-buru menjelang periode pengajuan pangkat.
Kolaborasi bisa jadi salah satu strategi jitu untuk mempercepat proses publikasi jurnal. Pilih rekan yang aktif meneliti, punya rekam jejak publikasi yang baik, dan tentu saja satu visi dalam penelitian.
Keuntungan kolaborasi:
Mau jurnal kamu lolos? Salah satu kuncinya ada di kualitas tulisan. Pastikan kamu sudah terbiasa menulis artikel ilmiah dengan struktur yang baik: abstrak, pendahuluan, metodologi, hasil, diskusi, dan kesimpulan.
Gunakan bahasa akademik yang lugas, hindari plagiarisme, dan pastikan referensi yang kamu gunakan up-to-date. Jika perlu, gunakan jasa proofreading profesional agar naskah lebih siap dikirim.
Jangan remehkan peran digital repository kampus atau nasional. Publikasi jurnal yang sudah kamu terbitkan bisa kamu unggah ke repository agar lebih mudah mengakses dan jadikan bukti saat proses penilaian kenaikan pangkat.
Selain itu, eksistensi digital memperbesar kemungkinan karyamu oleh peneliti lain kutip.
Kerapian kutipan dan daftar pustaka sangat penting. Gunakan tools seperti Mendeley atau Zotero untuk mengelola referensimu. Hal ini tidak hanya memudahkan, tapi juga meminimalkan kesalahan format.
Banyak kampus dan lembaga mengadakan pelatihan tentang penulisan dan publikasi jurnal. Ikuti sebanyak mungkin workshop untuk memperkaya wawasan dan teknik menulismu.
Kamu juga bisa bertemu dengan editor jurnal atau reviewer berpengalaman yang bisa memberikan insight langsung.
Penolakan jurnal itu wajar, bahkan peneliti senior pun mengalaminya. Yang penting adalah konsistensi dan semangat untuk revisi dan mencoba lagi. Ambil masukan dari reviewer sebagai bahan pembelajaran.
Setiap publikasi yang berhasil terbit, simpan bukti lengkapnya:
Semua ini akan sangat berguna saat kamu mengajukan berkas untuk kenaikan pangkat.
Menjadikan publikasi jurnal sebagai strategi kenaikan pangkat memang butuh perencanaan dan konsistensi. Tapi kalau kamu sudah tahu jalurnya, proses ini bisa menjadi bagian dari perjalanan karier yang menyenangkan dan penuh prestasi.
Jadi, mulai sekarang yuk atur strategi kamu dari sekarang. Jangan tunggu deadline pengajuan pangkat baru mulai nulis jurnal. Dengan pendekatan yang tepat, publikasi jurnal bisa jadi senjata ampuh untuk memperkuat posisimu sebagai akademisi.
1. Apakah semua jurnal bisa digunakan untuk kenaikan pangkat? Tidak. Hanya jurnal yang memenuhi kriteria tertentu (misal terakreditasi atau bereputasi) yang umumnya terakui oleh institusi.
2. Apakah publikasi di jurnal internasional lebih baik dari nasional? Dalam konteks kenaikan pangkat, jurnal internasional bereputasi biasanya memiliki nilai kum yang lebih tinggi.
3. Bagaimana jika jurnal saya ditolak? Penolakan adalah hal biasa. Evaluasi ulang naskah dan submit ke jurnal lain yang sesuai.
4. Apakah publikasi bisa dilakukan secara kolaboratif? Bisa dan bahkan dianjurkan. Kolaborasi meningkatkan kualitas dan peluang lolos artikel.
5. Apa manfaat menggunakan digital repository? Meningkatkan visibilitas, memperkuat rekam jejak akademik, dan memudahkan bukti saat proses kenaikan pangkat.