
Mengajukan proposal hibah bukan hanya soal ide riset yang brilian, tapi juga bagaimana menyusun anggaran penelitian dalam proposal hibah. Salah satu bagian yang sering jadi penentu lolos atau tidaknya sebuah proposal adalah anggaran penelitian.
Nah, di artikel ini kita bakal bahas cara menyusun anggaran penelitian dalam proposal hibah dengan lengkap, santai, dan tetap profesional.
Sederhananya, anggaran penelitian menunjukkan seberapa realistis rencana kamu. Lembaga pemberi hibah ingin tahu apakah dana yang mereka keluarkan benar-benar akan digunakan dengan efisien dan tepat sasaran. Selain itu, anggaran juga membantu menilai kelayakan kegiatan yang akan kamu lakukan.
Sebelum menyusun, kamu harus tahu dulu apa saja komponen utama dalam anggaran. Biasanya komponen ini mencakup:
Setiap lembaga punya format dan aturan sendiri. Ada yang membatasi jenis pengeluaran, ada yang memberikan plafon dana maksimal. Jadi, sebelum mulai menyusun, baca dulu panduan teknis dari pemberi hibah.
Buat daftar kegiatan dari awal sampai akhir. Misalnya:
Setelah itu, tetapkan berapa biaya yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan. Ini akan membuat anggaran kamu lebih masuk akal.
Gunakan format tabel agar anggaran kamu mudah dibaca. Contohnya:
No | Uraian Pengeluaran | Jumlah Unit | Harga per Unit | Total Biaya |
---|---|---|---|---|
1 | Honor Peneliti Utama | 6 bulan | Rp5.000.000 | Rp30.000.000 |
2 | Transportasi Lapangan | 5 perjalanan | Rp2.000.000 | Rp10.000.000 |
Dan seterusnya. Jangan lupa jumlahkan total keseluruhan di akhir.
Gunakan estimasi harga yang wajar dan bisa dipertanggungjawabkan. Kamu bisa mencari referensi harga dari toko online, e-katalog pemerintah, atau pengalaman sebelumnya.
Setiap item penting dijelaskan. Misalnya, kenapa butuh software statistik? Kenapa perlu dua orang asisten? Justifikasi ini bisa kamu tuliskan di bagian lampiran atau di bawah tabel anggaran.
Beberapa lembaga memperbolehkan biaya tak terduga. Ini penting, karena dalam riset, sering kali ada pengeluaran yang tidak diprediksi sebelumnya. Tapi tetap, porsinya jangan lebih dari 5-10% dari total anggaran.
Kalau kamu menulis ingin melakukan pengambilan data selama dua minggu di tiga lokasi, tapi tidak mencantumkan biaya transportasi, itu akan jadi catatan buruk. Konsistensi sangat penting.
Misalnya kamu mengajukan penelitian sosial di tiga kota. Berikut penggalan anggaran yang bisa kamu tiru:
No | Uraian Pengeluaran | Jumlah Unit | Harga per Unit | Total Biaya |
1 | Honor Asisten Penelitian | 3 orang x 3 bulan | Rp3.000.000 | Rp27.000.000 |
2 | Transportasi dan Akomodasi | 6 kali kunjungan | Rp2.500.000 | Rp15.000.000 |
3 | Kertas dan ATK | 1 paket | Rp1.000.000 | Rp1.000.000 |
Kamu bisa tambahkan lagi komponen lain, kita sesuaikan dengan kegiatan.
Menyusun anggaran bukan sekadar mencantumkan angka. Ini soal bagaimana kamu menunjukkan kesiapan, keseriusan, dan profesionalisme dalam merancang penelitian. Kalau kamu bisa menyusun anggaran penelitian dengan baik, peluang proposal hibah kamu untuk diterima tentu jauh lebih besar.
Semoga panduan cara menyusun anggaran penelitian dalam proposal hibah ini bisa membantu kamu menyiapkan proposal yang solid dan meyakinkan.
1. Apakah semua item harus dimasukkan dalam anggaran penelitian? Ya, semua item yang relevan dan diperlukan dalam pelaksanaan penelitian sebaiknya dimasukkan.
2. Bolehkah memasukkan biaya honor untuk mahasiswa atau asisten? Boleh, selama sesuai dengan ketentuan dari lembaga pemberi hibah.
3. Apakah anggaran yang terlalu besar bisa membuat proposal ditolak? Bisa, jika tidak didukung dengan justifikasi yang masuk akal.
4. Bagaimana jika ada perubahan anggaran di tengah jalan? Kamu harus mengajukan revisi anggaran sesuai prosedur yang ditetapkan oleh lembaga hibah.
5. Haruskah membuat rincian per unit atau bisa langsung total saja? Sebaiknya per unit, agar lebih transparan dan mudah dievaluasi oleh reviewer.