Cara Menyusun Daftar Pustaka yang Sesuai dengan Format Jurnal

Cara Menyusun Daftar Pustaka yang Sesuai dengan Format Jurnal

Pernah ngerasa panik pas udah selesai nulis artikel atau skripsi, tapi daftar pustakanya belum rapi? Tenang, kamu gak sendirian. Salah satu hal krusial dalam karya ilmiah adalah daftar pustaka, namun bagaiana cara menyusun daftar pustaka. Walaupun terlihat sepele, bagian ini bisa menentukan kita keterima atau tertolak naskahmu di jurnal.

Menyusun daftar pustaka itu ibarat menutup tulisan dengan kesan profesional. Dan lebih dari itu, referensi yang ditata rapi menunjukkan kamu menghargai karya orang lain dan mengikuti etika akademik.

Nah, artikel ini akan membahas tuntas cara menyusun daftar pustaka yang sesuai dengan format jurnal, dari dasar sampai tips lanjutan. Yuk, simak sampai akhir.

Apa Itu Daftar Pustaka?

Sebelum bahas teknis, kita mulai dari definisi dulu.
Daftar pustaka adalah bagian akhir dari karya tulis ilmiah yang memuat semua sumber atau referensi yang digunakan selama proses penulisan.

Sumber ini bisa berupa:

Tujuannya tentu untuk mendukung argumen dan memberi pembaca rujukan jika ingin mendalami topik lebih lanjut.

Mengapa Format Daftar Pustaka Perlu Disesuaikan dengan Jurnal?

Setiap jurnal punya pedoman penulisan yang unik. Salah satunya adalah format daftar pustaka. Kalau kamu salah format, bisa-bisa naskahmu dikembalikan untuk revisi atau bahkan langsung ditolak.

Beberapa alasan kenapa harus patuh pada format jurnal:

Makanya, memahami cara menyusun daftar pustaka yang sesuai dengan format jurnal jadi sangat penting.

Jenis-Jenis Gaya Sitasi yang Umum Digunakan

Setiap jurnal biasanya mengikuti gaya tertentu. Berikut beberapa gaya referensi yang paling umum:

A. APA Style (American Psychological Association)

Biasanya digunakan untuk ilmu sosial, psikologi, pendidikan.

Contoh:
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

B. MLA Style (Modern Language Association)

Banyak digunakan dalam bidang humaniora, sastra, dan budaya.

Contoh:
Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang Pustaka, 2013.

C. Chicago Style

Sering digunakan untuk sejarah dan teologi.

Contoh:
Anderson, Benedict. Imagined Communities. London: Verso, 2006.

D. IEEE Style

Dipakai dalam jurnal teknik dan ilmu komputer.

Contoh:
[1] S. Supangkat, Pengantar Teknologi Informasi, Bandung: Informatika, 2016.

E. Vancouver Style

Digunakan dalam jurnal kedokteran dan kesehatan.

Contoh:
Rahmawati D, Nurulita I. Efek antiinflamasi ekstrak daun sirih. J Kedokteran Indonesia. 2020;70(2):45-50.

Struktur Umum Daftar Pustaka

Walaupun gaya bisa berbeda, secara umum daftar pustaka terdiri dari:

  • Nama penulis: Ditulis dengan urutan Nama Belakang, Nama Depan

  • Tahun terbit

  • Judul sumber (italic atau tanda kutip, tergantung gaya)

  • Tempat terbit dan nama penerbit

  • DOI atau URL (untuk referensi online)

Misalnya:
Smith, John. (2020). Learning and Technology. New York: Academic Press.

Cara Menulis Daftar Pustaka dari Berbagai Sumber

Agar artikel ini lengkap, mari kita bahas berbagai jenis sumber yang sering muncul dalam daftar pustaka.

A. Buku

Format APA:
Nama Belakang, Inisial. (Tahun). Judul buku. Tempat Terbit: Penerbit.

Contoh:
Yusuf, M. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenadamedia Group.

B. Artikel Jurnal

Format APA:
Nama Belakang, Inisial. (Tahun). Judul artikel. Nama Jurnal, Volume(Nomor), halaman.

Contoh:
Putra, A. M. (2021). Pengaruh gaya belajar terhadap prestasi akademik. Jurnal Pendidikan Indonesia, 12(1), 34–42.

C. Website

Format APA:
Nama Penulis. (Tahun). Judul halaman. Nama Website. URL

Contoh:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2023). Kurikulum Merdeka. kemdikbud.go.id. https://www.kemdikbud.go.id/

D. Tesis atau Disertasi

Contoh:
Sari, D. N. (2020). Analisis Pengaruh E-Learning terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa (Skripsi). Universitas Negeri Jakarta.

E. Artikel Online dari Jurnal

Contoh dengan DOI:
Yuliana, R. (2020). COVID-19 sebagai pandemi global: Tinjauan perspektif komunikasi. Jurnal Komunikasi Indonesia, 9(2), 123–130. https://doi.org/10.1234/jki.2020.9.2.123

Alat Bantu untuk Menyusun Daftar Pustaka

Menyusun daftar pustaka kini makin mudah dengan bantuan tools digital. Kamu bisa coba:

  • Zotero

  • Mendeley

  • EndNote

  • Google Scholar (Cite Feature)

  • CiteThisForMe

  • BibGuru

Tools ini memungkinkan kamu untuk memilih gaya referensi, memasukkan metadata, dan hasilnya langsung siap pakai. Cocok banget buat yang pengen praktis dan cepat.

Tips Agar Daftar Pustakamu Diterima Jurnal

Berikut beberapa tips tambahan:

  • Baca guideline jurnal dengan teliti

  • Gunakan referensi dari sumber primer dan terbaru (5 tahun terakhir)

  • Hindari referensi dari blog atau Wikipedia (kecuali sangat relevan)

  • Cek ulang konsistensi penulisan

  • Gunakan format yang diakui secara internasional

Kesalahan Umum Saat Menyusun Daftar Pustaka

Agar kamu gak jatuh ke lubang yang sama, hindari hal-hal berikut:

  • Format tidak konsisten antar item

  • Lupa mencantumkan halaman atau volume jurnal

  • Salah menulis nama penulis

  • Menyertakan referensi yang tidak dikutip dalam teks

  • Terlalu banyak referensi dari sumber tidak kredibel

Contoh Daftar Pustaka Lengkap Sesuai Format Jurnal

Berikut contoh daftar pustaka dari berbagai jenis sumber (menggunakan format APA):

  1. Arikunto, S. (2019). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

  2. Rahayu, D. (2021). Pengaruh penggunaan media sosial terhadap produktivitas kerja. Jurnal Komunikasi Sosial, 8(2), 101–115.

  3. World Health Organization. (2020). COVID-19 Situation Reports. https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019

Penutup

Meskipun berada di akhir tulisan, daftar pustaka sebenarnya punya posisi penting. Ia jadi refleksi dari seberapa luas wawasanmu, seberapa valid argumen yang kamu buat, dan seberapa profesional kamu sebagai penulis.

Dengan memahami cara menyusun daftar pustaka yang sesuai dengan format jurnal, kamu sudah satu langkah lebih dekat ke publikasi ilmiah yang sukses.

FAQ

1. Apakah semua jurnal menggunakan format daftar pustaka yang sama?
Tidak. Setiap jurnal memiliki pedoman format sendiri. Pastikan kamu membaca guideline jurnal tujuan sebelum menyusun daftar pustaka.

2. Bolehkah mencantumkan referensi dari blog atau media sosial?
Sebisa mungkin hindari, kecuali benar-benar relevan dan diperbolehkan oleh jurnal.

3. Bagaimana jika saya menggunakan banyak jenis sumber?
Gunakan format yang sesuai untuk setiap jenis sumber dan pastikan semua konsisten dalam gaya yang sama.

4. Apakah saya harus menyusun daftar pustaka secara manual?
Tidak harus. Kamu bisa menggunakan alat bantu seperti Zotero atau Mendeley untuk menyusunnya otomatis sesuai gaya jurnal.

 

5. Apa akibatnya jika format daftar pustaka saya salah?
Naskahmu bisa dikembalikan oleh reviewer atau bahkan ditolak. Jadi pastikan daftar pustaka sudah benar sebelum dikirim.

Linkedin : Mamduh Rihadatul Aisy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Chat WhatsApp
WhatsApp