Dalam dunia akademik, memilih jurnal untuk mempublikasikan karya ilmiah adalah keputusan besar. Di Indonesia, dua kategori yang sering menjadi pilihan adalah Jurnal SINTA dan Jurnal Nasional Non-Akreditasi. Tapi, apa sih sebenarnya perbedaan di antara keduanya? Artikel ini akan membahasnya secara santai, lengkap, dan mudah dipahami. Yuk, simak sampai selesai agar Anda bisa menentukan mana yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda!
SINTA (Science and Technology Index) adalah platform pengindeksan jurnal nasional di Indonesia. Jurnal yang terakreditasi SINTA dinilai memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Jurnal SINTA dikelompokkan menjadi enam tingkatan, yaitu:
Jurnal Nasional Non-Akreditasi adalah jurnal ilmiah yang belum atau tidak terdaftar di SINTA. Meski demikian, jurnal ini tetap bisa menjadi wadah publikasi, terutama bagi peneliti pemula.
Aspek | Jurnal SINTA | Jurnal Nasional Non-Akreditasi |
---|---|---|
Pengakuan | Diakui secara nasional. | Tidak terakui secara formal. |
Proses Seleksi | Ketat dengan standar tinggi. | Relatif lebih mudah. |
Reputasi | Tinggi, sering dirujuk. | Bervariasi, cenderung rendah. |
Tujuan Publikasi | Mendukung karier akademik. | Publikasi awal atau percobaan. |
Biaya | Lebih tinggi. | Lebih terjangkau atau gratis. |
Eksposur | Luas dan mudah ditemukan. | Terbatas di kalangan tertentu. |
Memilih antara Jurnal SINTA dan Jurnal Nasional Non-Akreditasi tergantung pada tujuan publikasi Anda. Jurnal SINTA menawarkan reputasi dan pengakuan tinggi, tetapi membutuhkan persiapan matang. Di sisi lain, Jurnal Nasional Non-Akreditasi menjadi pilihan tepat untuk pemula atau publikasi cepat. Apa pun pilihan Anda, pastikan untuk selalu mengutamakan kualitas penelitian dan mengikuti pedoman jurnal.