Kenapa Artikel Anda Ditolak di Jurnal Scopus?

Kenapa artikel ditolak di jurnal Scopus

Bagi para akademisi dan peneliti, menerbitkan artikel di jurnal terindeks Scopus adalah pencapaian besar. Namun, banyak yang mengalami penolakan meskipun sudah merasa menulis artikel dengan baik. Lalu, Kenapa artikel kita ditolak di jurnal Scopus?? Mari kita kupas tuntas masalah ini beserta solusinya!

Topik Tidak Sesuai dengan Ruang Lingkup Jurnal

Jurnal Scopus memiliki cakupan penelitian tertentu. Jika topik artikel Anda tidak relevan, kemungkinan besar akan langsung ditolak.

Solusi:

  • Pastikan jurnal yang Anda pilih sesuai dengan bidang penelitian.
  • Cek scope jurnal di website resmi mereka sebelum mengirimkan artikel.
  • Baca beberapa artikel yang sudah dipublikasikan untuk melihat apakah penelitian Anda cocok.

Kualitas Penelitian Masih Kurang

Artikel yang tidak memiliki kontribusi ilmiah yang jelas atau data yang kurang kuat sering kali ditolak oleh jurnal Scopus.

Solusi:

  • Pastikan penelitian Anda memiliki kebaruan dan signifikansi.
  • Gunakan metodologi yang kuat dan valid.
  • Sajikan hasil yang jelas dan relevan.

Struktur dan Format Tidak Sesuai Panduan

Setiap jurnal Scopus memiliki panduan penulisan yang harus diikuti. Jika artikel Anda tidak sesuai format, kemungkinan besar akan ditolak.

Solusi:

  • Ikuti pedoman penulisan yang oleh jurnal terbitkan.
  • Gunakan template jika oleh jurnal sediakan.
  • Pastikan semua elemen seperti abstrak, pendahuluan, metode, hasil, dan kesimpulan sudah sesuai.

Bahasa yang Buruk atau Banyak Kesalahan Tata Bahasa

Karena jurnal Scopus berskala internasional, mereka mengutamakan penggunaan bahasa yang baik dan jelas.

Solusi:

  • Gunakan bahasa akademik yang baik dan benar.
  • Jika menulis dalam bahasa Inggris, gunakan jasa proofreader profesional.
  • Hindari kalimat yang bertele-tele dan tidak efektif.

Plagiarisme dan Sitasi yang Tidak Memadai

Artikel yang memiliki tingkat plagiarisme tinggi atau kurang dalam penyitiran literatur dapat langsung ditolak.

Solusi:

  • Gunakan software pendeteksi plagiarisme seperti Turnitin atau iThenticate.
  • Pastikan semua sumber yang digunakan telah disitasi dengan benar.
  • Gunakan referensi dari jurnal bereputasi, bukan hanya dari blog atau sumber tidak kredibel.

Tidak Ada Kontribusi Ilmiah yang Signifikan

Jurnal Scopus mencari artikel yang memberikan kontribusi nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.

Solusi:

  • Tunjukkan keunikan dan kebaruan penelitian Anda.
  • Bandingkan hasil penelitian Anda dengan penelitian sebelumnya.
  • Sebutkan bagaimana penelitian Anda dapat kita terapkan dalam dunia nyata.

Proses Peer Review yang Tidak Kita lalui dengan Baik

Setelah pengajuan, artikel akan melewati proses review oleh para ahli di bidangnya. Jika banyak revisi yang tidak kita perbaiki, artikel bisa tertolak.

Solusi:

  • Tanggapi komentar reviewer dengan serius.
  • Perbaiki artikel sesuai masukan dari reviewer.
  • Jangan ragu untuk berkomunikasi dengan editor jika ada pertanyaan.

Referensi Tidak Mutakhir atau Tidak Relevan

Referensi yang kita gunakan harus berasal dari jurnal-jurnal bereputasi dan terkini.

Solusi:

  • Gunakan referensi yang terbit dalam 5-10 tahun terakhir.
  • Prioritaskan referensi dari jurnal yang sudah terindeks Scopus.
  • Hindari referensi dari sumber yang kurang kredibel.

Kesalahan dalam Penyajian Data dan Analisis

Data yang tidak jelas atau analisis yang kurang mendalam bisa menyebabkan penolakan artikel.

Solusi:

  • Pastikan data yang kita sajikan akurat dan lengkap.
  • Gunakan metode analisis yang sesuai dengan penelitian.
  • Berikan interpretasi data yang jelas dan relevan.

Jurnal yang Kita Pilih Masih dalam Status Evaluasi atau Palsu

Tidak semua jurnal yang mengklaim sebagai jurnal Scopus benar-benar terindeks. Beberapa jurnal masih dalam tahap evaluasi atau bahkan jurnal predator.

Solusi:

Kesimpulan

Menerbitkan artikel di jurnal Scopus memang bukan hal yang mudah, tetapi dengan memahami alasan penolakan dan memperbaiki kualitas artikel, peluang keterima akan lebih besar. Pastikan Anda memilih jurnal yang tepat, mengikuti pedoman penulisan, serta menyajikan penelitian yang berkualitas dan relevan.

FAQ 

1. Berapa lama proses review di jurnal Scopus?
Proses review bervariasi, biasanya antara 3-6 bulan, tergantung jurnal dan kompleksitas penelitian.

2. Apakah bisa mengajukan ulang artikel yang sudah tertolak?
Ya, asalkan Anda sudah memperbaiki sesuai dengan saran dari reviewer.

3. Bagaimana cara mengetahui jurnal Scopus asli atau palsu?
Cek di situs resmi Scopus dan hindari jurnal yang meminta biaya tinggi tanpa proses peer review yang jelas.

4. Apakah artikel dalam bahasa Indonesia bisa keterima di jurnal Scopus?
Sebagian besar jurnal Scopus menggunakan bahasa Inggris, jadi kita sarankan untuk menulis dalam bahasa Inggris.

5. Apakah faktor dampak jurnal berpengaruh terhadap peluang keterima?
Ya, semakin tinggi faktor dampak jurnal, semakin ketat seleksi artikelnya, sehingga perlu penelitian yang lebih berkualitas.

Linkedin : Mamduh Rihadatul Aisy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Chat WhatsApp
WhatsApp