
Kesalahan dalam penulisan yang dapat menghambat sitasi adalah faktor krusial yang sering diabaikan oleh para peneliti. Padahal, kesalahan-kesalahan kecil seperti judul yang tidak informatif, abstrak yang kurang jelas, hingga tidak konsistennya penulisan nama penulis bisa berdampak besar terhadap rendahnya jumlah sitasi.
Untuk meningkatkan visibilitas dan sitasi, peneliti perlu memahami bahwa kualitas penulisan dan struktur artikel ilmiah memiliki pengaruh signifikan terhadap kemudahan akses, pemahaman, dan pengutipan oleh akademisi lainnya. Artikel ini akan mengulas tuntas kesalahan yang harus dihindari agar karya ilmiahmu makin bersinar di dunia akademik.
Penulisan yang baik bukan hanya soal tata bahasa, tapi juga tentang komunikasi ilmiah yang jelas, sistematis, dan mudah dipahami. Artikel dengan struktur kacau, penggunaan istilah teknis tanpa penjelasan, atau tidak fokus pada satu topik akan sulit untuk dikutip. Ingat, peneliti lain cenderung menyitasi karya yang mempermudah mereka dalam memahami gagasan dan meneruskannya dalam penelitian baru.
Judul adalah gerbang pertama bagi pembaca. Judul seperti “Studi tentang Media Sosial” tidak cukup informatif. Bandingkan dengan “Pengaruh Media Sosial terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa di Era Digital”. Judul yang jelas dan deskriptif meningkatkan kemungkinan dikutip.
Banyak peneliti membaca abstrak terlebih dahulu. Jika abstrak terlalu umum atau tidak mencerminkan isi artikel, kemungkinan besar artikel akan diabaikan. Tulis abstrak dengan menyebutkan latar belakang, tujuan, metode, hasil utama, dan kesimpulan secara ringkas.
Keyword adalah alat bantu mesin pencari untuk menemukan artikel Anda. Artikel yang tidak mencantumkan kata kunci relevan akan sulit muncul di hasil pencarian Google Scholar atau Scopus.
Pastikan artikel memiliki struktur standar: Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metode, Hasil, Pembahasan, dan Kesimpulan. Artikel yang tidak sistematis menyulitkan pembaca untuk memahami isi, dan cenderung diabaikan dalam referensi.
Mengutip sumber yang tidak relevan atau terlalu lama (lebih dari 10 tahun) membuat artikel Anda terkesan tidak up to date. Gunakan referensi terkini dan pastikan sesuai dengan topik pembahasan.
Kesalahan kecil seperti tidak konsisten dalam penulisan nama penulis, tahun, atau gaya sitasi dapat membuat artikel tampak tidak profesional. Gunakan tools seperti Mendeley atau Zotero untuk mengelola referensi dengan rapi.
Penulisan yang terlalu berbelit-belit atau menggunakan jargon yang tidak dijelaskan membuat pembaca kesulitan memahami isi. Gunakan kalimat aktif, jelas, dan ringkas.
Artikel yang tidak rapi dan sulit dibaca tidak hanya menghambat sitasi, tapi juga bisa:
Menjaga kualitas penulisan adalah bagian dari menjaga reputasi ilmiah Anda di komunitas akademik.
Menulis artikel ilmiah bukan hanya soal menyusun data, tetapi juga bagaimana menyampaikan gagasan dengan jelas, sistematis, dan mudah dipahami. Kesalahan dalam penulisan bisa menjadi penghambat utama dalam proses diseminasi dan pengutipan karya ilmiah Anda.
Dengan menghindari kesalahan-kesalahan penulisan yang dibahas di atas, Anda bukan hanya meningkatkan kualitas artikel, tapi juga memperbesar peluang karya Anda dikenal dan disitasi oleh komunitas akademik global.
1. Apakah typo dalam artikel bisa memengaruhi sitasi?
Bisa. Kesalahan pengetikan bisa membuat artikel tampak tidak profesional dan menurunkan kepercayaan pembaca.
2. Bagaimana jika saya tidak yakin dengan struktur artikel saya?
Cek template dari jurnal tujuan atau pelajari artikel yang sudah terbit di jurnal tersebut sebagai referensi.
3. Apakah penting menulis abstrak dalam dua bahasa?
Ya, terutama jika jurnal Anda berbasis nasional. Abstrak bilingual meningkatkan jangkauan pembaca.
4. Seberapa sering artikel perlu direvisi sebelum diterbitkan?
Sebaiknya lakukan minimal dua kali revisi menyeluruh: setelah penulisan awal dan sebelum submit.
5. Apakah artikel yang tidak sesuai gaya selingkung akan otomatis ditolak?
Tidak selalu, tapi bisa menjadi alasan utama penolakan pada jurnal-jurnal dengan reputasi tinggi.