Kesalahan Umum Saat Submit Jurnal ke Scopus

Kesalahan Umum Saat Submit Jurnal ke Scopus
Scopus
Scopus

Mengajukan jurnal ke Scopus bisa menjadi proses yang panjang dan menantang. Banyak jurnal akademik gagal masuk ke database ini karena kesalahan umum yang sebenarnya bisa dihindari. Kesalahan tersebut tidak hanya membuang waktu, tetapi juga mengurangi peluang sukses jurnal Anda.

Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai kesalahan umum saat submit jurnal ke Scopus dan bagaimana cara menghindarinya agar jurnal Anda dapat diterima dengan lebih mudah.

Mengapa Scopus Sangat Selektif?

Scopus adalah salah satu database jurnal ilmiah terbesar di dunia yang memiliki standar ketat dalam menyeleksi jurnal. Jika jurnal Anda berhasil masuk ke dalam Scopus, maka:

  • Kredibilitas jurnal akan meningkat.
  • Daya tarik bagi peneliti dan akademisi semakin tinggi.
  • Publikasi Anda memiliki cakupan global.
  • Impact factor jurnal lebih besar.

Namun, banyak pengelola jurnal yang belum memahami persyaratan dan kriteria ketat yang diterapkan oleh Scopus, sehingga mereka melakukan kesalahan yang bisa berujung pada penolakan.

Kesalahan Umum Saat Submit Jurnal ke Scopus

1. Kualitas Naskah yang Rendah

Kesalahan: Naskah yang dikirim tidak memiliki kebaruan atau kontribusi signifikan terhadap bidang akademik yang bersangkutan.

Solusi:

  • Pastikan penelitian memiliki kebaruan dan nilai ilmiah yang jelas.
  • Periksa kembali metodologi dan analisis data agar valid dan relevan.
  • Konsultasikan dengan pakar atau mentor sebelum submit.

2. Proses Peer-Review yang Tidak Memadai

Kesalahan: Jurnal tidak memiliki sistem peer-review yang transparan dan berkualitas.

Solusi:

  • Terapkan sistem double-blind peer review.
  • Gunakan reviewer yang memiliki kredibilitas di bidangnya.
  • Pastikan proses review kita lakukan secara objektif dan profesional.

3. Kesalahan dalam Struktur dan Format Jurnal

Kesalahan: Format jurnal tidak sesuai dengan standar internasional yang oleh Scopus tetapkan.

Solusi:

  • Gunakan format standar IMRAD (Introduction, Method, Results, and Discussion).
  • Pastikan referensi sesuai dengan gaya yang ditentukan (APA, IEEE, atau lainnya).
  • Periksa kembali tata letak dan pemformatan sebelum submit.

4. Tidak Memiliki DOI (Digital Object Identifier)

Kesalahan: Jurnal yang tidak menggunakan DOI lebih sulit diindeks oleh Scopus.

Solusi:

  • Gunakan DOI untuk setiap artikel yang Kamu terbitkan.
  • Daftarkan jurnal Anda di platform yang menyediakan DOI seperti CrossRef.

5. Penggunaan Bahasa yang Buruk

Kesalahan: Naskah mengandung banyak kesalahan tata bahasa dan tidak menggunakan bahasa akademik yang baik.

Solusi:

  • Gunakan jasa proofreading profesional jika diperlukan.
  • Pastikan artikel ditulis dalam bahasa akademik yang jelas dan sesuai dengan standar internasional.

6. Kurangnya Konsistensi dalam Publikasi

Kesalahan: Jurnal yang tidak memiliki jadwal publikasi yang jelas dan konsisten sering kali ditolak oleh Scopus.

Solusi:

  • Tetapkan jadwal publikasi yang jelas (misalnya, triwulanan atau semesteran).
  • Pastikan setiap edisi memiliki jumlah artikel yang memadai.

7. Kurang Memahami Kriteria dan Standar Scopus

Kesalahan: Banyak jurnal yang gagal karena tidak memahami sepenuhnya standar dan kriteria yang diterapkan oleh Scopus.

Solusi:

  • Pelajari kriteria Scopus secara mendalam sebelum submit.
  • Ikuti pelatihan atau workshop tentang publikasi jurnal internasional.

8. Kurangnya Keterlibatan Penulis Internasional

Kesalahan: Jurnal yang hanya memuat artikel dari penulis lokal memiliki peluang lebih kecil untuk diterima.

Solusi:

  • Undang akademisi dari berbagai negara untuk berkontribusi.
  • Jalin kerja sama dengan peneliti internasional.

9. Indeksasi yang Lemah di Database Lain

Kesalahan: Jurnal yang tidak memiliki indeksasi di database lain cenderung sulit untuk lolos Scopus.

Solusi:

  • Pastikan jurnal telah terindeks di DOAJ, Google Scholar, atau database lainnya.
  • Perbaiki metadata dan optimalkan SEO jurnal agar lebih mudah orang lain temukan.

10. Masalah Etika Publikasi

Kesalahan: Plagiarisme, duplikasi publikasi, dan konflik kepentingan sering kali menjadi alasan utama penolakan jurnal.

Solusi:

  • Gunakan software anti-plagiarisme seperti Turnitin atau iThenticate.
  • Pastikan artikel tidak pernah Kamu publikasikan di jurnal lain sebelumnya.
  • Transparan dalam menyebutkan afiliasi dan sponsor penelitian.

Cara Menghindari Kesalahan Saat Submit Jurnal ke Scopus

Agar jurnal Anda memiliki peluang lebih besar untuk diterima, lakukan langkah-langkah berikut:

  • Lakukan self-assessment terhadap kualitas artikel sebelum submit.
  • Konsultasikan dengan pakar atau editor berpengalaman.
  • Gunakan jasa profesional untuk proofreading dan editing jika memerlukan.
  • Ikuti standar format internasional yang oleh Scopus tentukan.
  • Pastikan semua aspek teknis terpenuhi, termasuk DOI dan indeksasi di database lain.

Kesimpulan

Kesalahan umum saat submit jurnal ke Scopus sering kali terjadi karena kurangnya pemahaman tentang standar yang oleh database ini terapkan. Dengan memperbaiki aspek kualitas naskah, struktur jurnal, dan kepatuhan terhadap etika akademik, peluang jurnal Anda untuk diterima di Scopus akan semakin besar.

FAQ 

1. Apakah semua jurnal bisa masuk Scopus?

Tidak, hanya jurnal yang memenuhi standar ketat Scopus yang dapat lolos.

2. Berapa lama proses evaluasi Scopus?

Proses evaluasi bisa memakan waktu antara 6 bulan hingga 1 tahun, tergantung pada kualitas dan kelengkapan jurnal.

3. Apakah ada biaya untuk mendaftarkan jurnal ke Scopus?

Scopus tidak memungut biaya untuk pendaftaran, tetapi biaya operasional jurnal tetap menjadi tanggung jawab pengelola.

4. Bagaimana cara mengetahui apakah jurnal sudah terindeks Scopus?

Cek langsung di website Scopus atau gunakan alat pencarian indeksasi seperti Scimago Journal Rank.

5. Apa yang harus kita lakukan jika jurnal tidak lolos Scopus?

Evaluasi kekurangan jurnal, perbaiki aspek yang menjadi penyebab penolakan, dan ajukan kembali setelah memenuhi persyaratan.

 


Linkedin : Mamduh Rihadatul Aisy

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like
Chat WhatsApp
WhatsApp