
Menjadi reviewer jurnal ilmiah adalah tanggung jawab besar. Reviewer bukan sekadar memberi “ya” atau “tidak”, tetapi juga jembatan penting bagi kualitas publikasi.
Sayangnya, banyak reviewer, khususnya pemula, terjebak dalam kesalahan yang harus dihindari oleh reviewer jurnal ilmiah. Padahal, pengaruh review terhadap tulisan sangat besar.
Dalam artikel ini, kita akan membahas 10 kesalahan umum yang sering terjadi, bagaimana menyadarinya, dan langkah konkret agar review Anda tepat sasaran.
Banyak reviewer yang tanpa sadar menilai artikel berdasarkan preferensi pribadi—misalnya topik favorit atau gaya penulisan tertentu.
Ini adalah salah satu kesalahan yang harus dihindari oleh reviewer jurnal ilmiah, karena review seharusnya objektif dan mencerminkan standar ilmiah, bukan selera penulis.
Tips: Gunakan checklist seperti relevansi topik, metodologi, dan kontribusi ilmiah—bukan perasaan pribadi.
Reviewer sering melakukan review sangat cepat, misalnya hanya beberapa kalimat. Itulah salah satu kesalahan yang harus dihindari oleh reviewer jurnal ilmiah karena tidak memberikan nilai bagi penulis atau editor.
Tips: Sisihkan setidaknya 30–60 menit per artikel, bahas bagian penting: abstrak, metode, dan hasil.
Memperhatikan grammar itu baik, tetapi jika kembali jadi fokus utama, itu termasuk kesalahan yang harus reviewer jurnal ilmiah hindari. Reviewer bukan proofreader.
Tips: Soroti gap riset, metodologi, dan argumentasi. Linguistik masuk catatan ringan, bukan prioritas.
Waktu review yang lama sering penulis keluhkan. Ini termasuk kesalahan yang harus dihindari oleh reviewer jurnal ilmiah karena memperlambat proses publikasi dan kualitas jurnal.
Tips: Sebutkan ke editor jika butuh perpanjangan, dan beri batas waktu realistis.
Menggunakan isi artikel untuk riset pribadi atau mengungkap identitas penulis adalah tindakan buruk. Ini adalah salah satu paling serius di kategori kesalahan yang harus dihindari oleh reviewer jurnal ilmiah.
Tips: Pastikan anonimitas (blind review), jangan bagikan informasi artikel ke pihak lain.
Komentar seperti “Ini tidak layak” tanpa penjelasan rinci termasuk kesalahan yang harus dihindari oleh reviewer jurnal ilmiah. Memberi impresi kasar bisa meruntuhkan semangat penulis.
Tips: Gunakan format “bagus → perlu perbaikan → penjelasan”. Kritik tetap manusiawi dan membangun.
Reviewer terkadang membandingkan artikel dengan riset mereka sendiri yang belum kamu publikasikan. Ini termasuk kesalahan yang harus reviewer jurnal ilmiah hindari karena melanggar etika dan fair play.
Tips: Kalau membandingkan, gunakan karya yang sudah kamu terbitkan dan relevan menurut literatur umum.
Reviewer tidak wajib melakukan pengecekan crosscheck plagiarisme, tetapi jika tidak memerhatikan indikasi duplikasi (terlalu mirip artikel lain), itu adalah kesalahan yang harus dihindari oleh reviewer jurnal ilmiah.
Tips: Gunakan tools yang jurnal sediakan atau yang umum seperti Turnitin apabila jurnal mendukung.
Reviewer sering memberi “minor revision” tapi tidak mencantumkan poin perbaikan spesifik. Ini termasuk kesalahan besar dalam kesalahan yang harus reviewer jurnal ilmiah hindari.
Tips: Buat poin tindakan nyata, misalnya “tambahkan grafik A” atau “perjelas bagian metode pada hal 8”.
Setelah penulis revisi, reviewer kadang tidak minta lagi untuk verifikasi hasil revisi. Ini juga termasuk kesalahan yang harus dihindari oleh reviewer jurnal ilmiah karena bisa membuat kualitas revisi meragukan.
Tips: Komunikasikan ke editor agar reviewer tersedia untuk final check jika memerlukan.
Dengan menerapkan hal-hal tersebut, Anda telah menjawab pertanyaan “kesalahan yang harus dihindari oleh reviewer jurnal ilmiah” dengan tindakan nyata.
1. Sebaiknya reviewer menghabiskan berapa lama membaca satu artikel?
Idealnya minimal 30 menit sampai 1 jam agar bisa memberikan review bermakna menghindari kesalahan yang harus oleh reviewer jurnal ilmiah hindari seperti review terlalu cepat.
2. Apa peran etika dalam proses peer-review?
Etika penting: jangan membocorkan data, menjiplak ide, atau memberikan feedback berdasarkan konflik kepentingan.
3. Jika reviewer belum pernah menulis di jurnal, apa boleh tetap review?
Boleh, asalkan memahami metodologi dan topik. Lebih penting kualitas review daripada jumlah publikasi pribadi.
4. Bagaimana memberi komentar tanpa terdengar meremehkan?
Gunakan format “kritis tapi sopan”: puji bagian kuat, lalu berikan saran spesifik perbaikan.
5. Apakah reviewer perlu ikut kembali saat penulis revisi?
Idealnya ya, agar reviewer bisa memastikan semua perubahan telah sesuai. Namun ini tergantung kebijakan jurnal.