
Kamu mungkin pernah mengalami atau setidaknya mendengar cerita: seseorang submit artikel ke jurnal bereputasi, lalu mendapat invoice ratusan bahkan ribuan dolar. Pertanyaannya langsung muncul, mengapa beberapa jurnal berbayar sangat mahal?
Buat sebagian besar peneliti, terutama yang baru mulai menapaki dunia publikasi, ini bisa sangat membingungkan. Apalagi kalau institusi tidak menyediakan dana khusus untuk publikasi, beban biaya ini jadi persoalan besar.
Nah, di artikel ini, kita akan bahas secara tuntas dan santai tentang apa saja yang membuat biaya publikasi di beberapa jurnal bisa melambung tinggi.
Salah satu alasan utama mengapa beberapa jurnal berbayar sangat mahal adalah karena model bisnis yang mereka jalankan. Umumnya, jurnal dibagi jadi dua tipe besar:
Subscription-based (akses berbayar bagi pembaca)
Open access (akses gratis bagi pembaca, biaya ditanggung penulis)
Pada jurnal open access, biaya yang seharusnya dibayar oleh pembaca dialihkan ke penulis. Di sinilah muncul yang namanya Article Processing Charges (APC). Penerbit mengklaim bahwa biaya ini digunakan untuk memproses artikel hingga terbit.
Menyiapkan satu artikel agar layak tayang di jurnal itu bukan perkara satu malam. Ada proses editorial, proofread, peer review, plagiarism check, hingga format layout. Semua ini membutuhkan waktu dan tenaga ahli. Penerbit besar bahkan mempekerjakan editor profesional dan reviewer yang ditunjuk secara ketat.
Ini menjadi salah satu jawaban mengapa beberapa jurnal berbayar sangat mahal—mereka ingin memastikan kualitas terjaga dan standar akademiknya tinggi.
Semakin tinggi reputasi suatu jurnal, biasanya semakin mahal pula biaya publikasinya. Kenapa? Karena:
Mereka punya impact factor yang tinggi.
Artikel yang terbit punya kemungkinan lebih besar disitasi.
Publikasi di jurnal tersebut seringkali jadi syarat naik jabatan akademik atau lulus studi.
Jurnal-jurnal seperti Nature, Elsevier, Springer, dan Wiley punya nilai jual tinggi karena branding dan pengaruhnya sudah mendunia. Maka tidak heran kalau publikasi di sana bisa sangat mahal.
Jurnal ilmiah juga butuh infrastruktur digital: website, server, keamanan data, hingga sistem indexing otomatis. Semua itu tidak gratis. Penerbit besar mengeluarkan dana cukup besar untuk menjaga agar situs mereka tetap up-to-date, cepat diakses, dan minim error.
Biaya infrastruktur ini secara tidak langsung menjadi alasan mengapa beberapa jurnal berbayar sangat mahal. Peneliti membayar bukan hanya untuk artikel, tapi untuk sistem yang menopangnya.
Kalau kamu pernah dengar istilah seperti Scopus, Web of Science, atau DOAJ, itu adalah indeks tempat jurnal-jurnal ilmiah terdaftar. Masuk ke indeks ini bukan perkara mudah, dan butuh usaha serta standar tinggi.
Agar tetap terindeks, jurnal perlu menjaga kualitas, memenuhi kriteria metadata, dan melakukan pembaruan teknis secara rutin. Lagi-lagi, semua ini butuh dana.
Open access awalnya dibangun atas dasar idealisme: ilmu pengetahuan harus bebas diakses semua orang. Tapi dalam praktiknya, model ini perlahan berubah jadi ladang bisnis. Banyak penerbit yang menjadikan APC sebagai ladang pendapatan utama.
Jadi, meski niat awalnya mulia, realitanya menjawab pertanyaan kita dan mengapa beberapa jurnal berbayar sangat mahal itu karena sistem ini telah dikomersialkan.
Kamu tidak salah baca. Beberapa jurnal mengenakan APC bukan hanya ketika artikel diterima, tapi juga saat proses review awal. Bahkan jurnal top tier bisa menolak 80-90% artikel yang masuk.
Ini artinya, mereka perlu membayar reviewer dan editor meskipun artikel akhirnya tidak dimuat. Untuk menutup itu semua, biaya dari penulis yang artikelnya diterima harus cukup besar.
Jurnal besar biasanya menyediakan paket promosi artikel—melalui newsletter, media sosial, bahkan press release. Mereka juga menjalin kerja sama dengan lembaga distribusi internasional agar artikelnya bisa dibaca secara luas.
Fitur ini mungkin terlihat sepele, tapi sangat berpengaruh pada visibilitas artikelmu. Itulah kenapa beberapa jurnal yang menawarkan layanan promosi ekstra juga memiliki biaya tinggi.
Penerbit jurnal harus patuh pada standar internasional, seperti COPE (Committee on Publication Ethics), ICMJE (International Committee of Medical Journal Editors), dan sebagainya. Untuk mematuhi semua ini, mereka perlu melatih staf, memperbarui SOP, hingga menyewa jasa konsultan.
Semua ini menjadi beban operasional yang akhirnya ditanggung melalui biaya publikasi. Jadi, lagi-lagi kita kembali ke alasan utama mengapa beberapa jurnal berbayar sangat mahal: mereka menjaga standar global.
Jangan lupa, banyak jurnal dikelola oleh perusahaan besar. Mereka punya struktur gaji, biaya operasional kantor, tim marketing, hingga shareholder yang harus diberi keuntungan. Ini yang membedakan antara jurnal akademik yang dikelola kampus dengan jurnal komersial.
Di sisi lain, jurnal yang dikelola universitas atau asosiasi ilmiah biasanya menetapkan biaya yang lebih masuk akal, atau bahkan gratis.
Kalau kamu terbentur biaya, jangan khawatir. Banyak jurnal berkualitas yang menawarkan publikasi gratis atau biaya rendah. Misalnya:
Jurnal milik universitas negeri
Jurnal yang disubsidi oleh lembaga riset nasional
Jurnal open access non-profit
Pastikan kamu melakukan pengecekan keaslian dan reputasi sebelum submit, agar tidak terjebak ke jurnal predator.
Tidak juga. Biaya mahal tidak selalu menjamin kualitas artikel yang terbit. Yang penting adalah:
Proses review yang ketat
Editor yang kompeten
Transparansi biaya
Indeksasi yang jelas
Kamu perlu jeli membedakan jurnal berkualitas dengan yang hanya mengandalkan biaya tinggi sebagai citra.
Jadi, mengapa beberapa jurnal berbayar sangat mahal? Jawabannya kompleks, mulai dari biaya operasional, reputasi, hingga model bisnis yang diterapkan. Meskipun kadang terasa memberatkan, publikasi di jurnal berbayar seringkali menjadi batu loncatan penting dalam karier akademik.
1. Apakah semua jurnal bereputasi pasti berbayar? Tidak. Banyak jurnal bereputasi tinggi yang dikelola institusi dan tidak menarik biaya publikasi dari penulis.
2. Apakah jurnal gratis itu pasti berkualitas rendah?
Tidak juga. Ada banyak jurnal gratis dengan proses review yang ketat dan indeksasi yang baik. Yang penting adalah reputasi dan transparansi editorial.
3. Apa itu APC dalam jurnal ilmiah?
APC (Article Processing Charges) adalah biaya yang dikenakan kepada penulis untuk memproses dan menerbitkan artikel di jurnal open access.
4. Bagaimana cara mencari jurnal berkualitas dengan biaya murah?
Gunakan indeks seperti DOAJ atau Scopus. Periksa juga apakah jurnal tersebut dikelola oleh universitas atau asosiasi profesi.
5. Apakah jurnal berbayar lebih cepat proses publikasinya?
Tidak selalu. Kecepatan proses tergantung pada banyak faktor, termasuk kualitas artikel, kesiapan reviewer, dan sistem editorial jurnal.