
Dalam dunia akademik, artikel ilmiah jadi salah satu bentuk karya yang mencerminkan kualitas berpikir dan kemampuan riset, apa saja perbedaan antara artikel ilmiah mahasiswa dan dosen.
Tapi sering muncul pertanyaan, sebenarnya apa sih perbedaan antara artikel ilmiah mahasiswa dan dosen? Meskipun sekilas terlihat mirip, ternyata ada perbedaan yang cukup signifikan dari segi isi, tujuan, hingga tanggung jawab akademiknya.
Artikel ini akan membahas secara mendalam dan dengan bahasa santai agar mudah dipahami.
Perbedaan paling mendasar terletak pada tujuan penulisan. Mahasiswa menulis artikel ilmiah biasanya untuk memenuhi tugas akhir seperti skripsi atau tugas mata kuliah. Sedangkan dosen, menulis artikel ilmiah adalah bagian dari tanggung jawab profesi akademik.
Artikel ilmiah mahasiswa cenderung bersifat eksploratif atau deskriptif. Penelitian yang dilakukan berskala kecil dan terbatas pada waktu serta biaya. Dosen biasanya melakukan penelitian dengan pendekatan yang lebih kompleks, bisa kuantitatif maupun kualitatif mendalam.
Mahasiswa umumnya membiayai sendiri risetnya. Beda dengan dosen yang bisa mengakses dana hibah penelitian dari pemerintah atau institusi.
Mahasiswa biasanya menargetkan jurnal internal kampus atau jurnal nasional terakreditasi dengan level rendah. Sementara dosen lebih diarahkan untuk menulis di jurnal nasional terakreditasi tinggi (SINTA 1 atau 2) atau jurnal internasional bereputasi.
Dosen dituntut untuk memberikan novelty atau kebaruan dalam tulisannya. Artikel ilmiah dosen sering kali menjadi referensi bagi peneliti lain. Mahasiswa, meskipun dituntut orisinal, namun tidak seberat dosen dalam menampilkan kebaruan konsep.
Penulisan mahasiswa biasanya lebih kaku karena terbatas pengalaman. Dosen yang lebih sering menulis akan menunjukkan gaya akademik yang lebih lancar dan argumentatif.
Mahasiswa cenderung menulis sendiri dibimbing dosen pembimbing. Dosen biasanya berkolaborasi dengan sesama dosen, peneliti lain, atau mahasiswa bimbingan.
Artikel ilmiah dosen biasanya memiliki dampak sitasi yang lebih tinggi karena disitasi oleh peneliti lain. Mahasiswa belum memiliki jaringan akademik yang luas, sehingga artikel mereka jarang dijadikan rujukan.
Artikel ilmiah mahasiswa biasanya hanya melalui proses revisi oleh dosen pembimbing dan penguji. Dosen menghadapi proses peer-review ketat di jurnal nasional atau internasional.
Mahasiswa dibatasi waktu semester atau masa studi. Dosen punya fleksibilitas waktu, meski tetap memiliki tenggat untuk publikasi sebagai syarat kenaikan jabatan.
Dosen lebih aktif dalam komunitas ilmiah, konferensi, dan asosiasi profesional. Mahasiswa biasanya baru mulai mengenal forum-forum ilmiah.
Karya ilmiah dosen seringkali jadi acuan kebijakan atau standar ilmiah. Pelanggaran etik oleh dosen bisa berdampak serius. Mahasiswa juga terikat etika, tapi implikasinya lebih ke ranah akademik kampus.
Meski berbeda, artikel ilmiah mahasiswa dan dosen sama-sama punya peran penting. Yang membedakan hanyalah ruang lingkup, kedalaman, dan tujuan akademiknya. Bagi mahasiswa, ini bisa jadi batu loncatan untuk menekuni dunia riset. Bagi dosen, ini adalah ladang untuk terus berkontribusi pada perkembangan ilmu.