
Menyusun proposal penelitian ilmiah bisa jadi tugas yang cukup menantang, apalagi kalau kamu baru pertama kali menulisnya dan kamu harus tahu struktur dan komponen wajib dalam proposal penelitian ilmiah.
Tapi tenang saja, di artikel ini kita akan bahas tuntas tentang struktur dan komponen wajib dalam proposal penelitian ilmiah secara santai, mudah dimengerti, dan tentunya lengkap.
Proposal penelitian ilmiah adalah dokumen tertulis yang menjelaskan rencana penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
Tujuannya adalah untuk meyakinkan pihak yang berkepentingan seperti dosen pembimbing, lembaga penelitian, atau pemberi hibah bahwa penelitian tersebut layak dilakukan.
Proposal ini biasanya menjadi langkah awal dari proses penelitian ilmiah, dan karena itu strukturnya harus runtut, logis, serta mencakup semua informasi penting yang dibutuhkan.
Berikut ini adalah struktur standar dalam proposal penelitian ilmiah yang umum peneliti gunakan:
Bagian ini berisi judul penelitian, nama peneliti, institusi, dan informasi lain seperti logo kampus atau lembaga. Pastikan judul penelitian kamu singkat, jelas, dan mencerminkan inti dari penelitian.
Latar belakang adalah bagian di mana kamu menjelaskan alasan mengapa topik tersebut penting untuk diteliti. Paparkan data pendukung, fakta aktual, dan kesenjangan penelitian yang ada.
Rumusan masalah merupakan pertanyaan utama yang akan kamu jawab lewat penelitian. Biasanya berbentuk pertanyaan, dan tidak lebih dari tiga rumusan masalah.
Di sini kamu harus menuliskan apa yang ingin dicapai dari penelitian tersebut. Tujuan harus relevan dengan rumusan masalah.
Manfaat dibagi menjadi dua: manfaat teoritis (kontribusi pada ilmu pengetahuan) dan manfaat praktis (kontribusi pada masyarakat, kebijakan, atau bidang tertentu).
Bagian ini memuat teori-teori, hasil penelitian terdahulu, dan referensi ilmiah yang mendukung penelitian kamu. Ini penting untuk menunjukkan bahwa kamu memahami konteks penelitian.
Kerangka pemikiran menjelaskan alur logis penelitian kamu. Biasanya disajikan dalam bentuk naratif atau diagram alur.
Untuk penelitian kuantitatif, hipotesis sangat penting. Hipotesis adalah dugaan sementara yang akan mereka uji dalam penelitian.
Ini adalah komponen wajib dalam proposal penelitian ilmiah yang menjelaskan bagaimana penelitian kita lakukan. Ada beberapa sub bagian penting di sini:
Jadwal kita susun dalam bentuk tabel yang mencantumkan aktivitas dan waktu pelaksanaannya. Biasanya menggunakan format Gantt chart sederhana.
Daftar pustaka memuat referensi yang kita gunakan dalam proposal. Gunakan format penulisan yang sesuai dengan gaya yang tentukan (APA, MLA, Chicago, dll).
Lampiran bisa berupa instrumen penelitian, surat izin, atau dokumen pendukung lainnya.
Struktur dalam proposal penelitian bukan sekadar formalitas. Ia berfungsi untuk:
Tanpa struktur yang jelas, pembaca akan kebingungan memahami arah penelitian kamu.
Selain struktur, penting juga mengetahui komponen wajib dalam proposal penelitian ilmiah. Komponen ini tidak boleh kamu lewatkan:
Kalau ada salah satu saja yang kurang, proposal kamu bisa teranggap tidak layak.
1. Apakah struktur proposal penelitian selalu sama untuk semua bidang? Struktur dasarnya sama, tapi beberapa bidang bisa menambahkan komponen khusus sesuai kebutuhan.
2. Apa perbedaan antara rumusan masalah dan tujuan penelitian? Rumusan masalah adalah pertanyaan yang ingin dijawab, sementara tujuan adalah apa yang ingin dicapai dari menjawab pertanyaan tersebut.
3. Apakah hipotesis wajib ada? Hanya wajib untuk penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif biasanya tidak membutuhkan hipotesis.
4. Berapa jumlah referensi yang ideal dalam tinjauan pustaka? Tergantung kompleksitas topik, tapi usahakan minimal 10 referensi ilmiah yang relevan.
5. Apakah proposal bisa langsung diajukan tanpa bimbingan? Sebaiknya tetap dibimbing oleh dosen atau mentor untuk memastikan proposal kamu layak dan terstruktur dengan baik.