
Menulis review paper bisa dibilang gampang-gampang susah. Di satu sisi, kita nggak perlu melakukan eksperimen sendiri, tapi di sisi lain kita harus benar-benar paham topik yang kita ulas. Nah, untuk bisa menyusun review paper yang solid dan siap publikasi, kamu butuh struktur ideal dalam menulis review paper yang tepat.
Artikel ini akan membahas secara lengkap mengenai struktur ideal dalam menulis review paper. Kita bakal kupas dari bagian pembuka sampai kesimpulan, termasuk tips dan trik biar tulisan kamu nggak hanya enak dibaca tapi juga ilmiah dan kredibel.
Sebelum membahas lebih dalam, yuk kita pahami dulu kenapa struktur itu krusial. Dalam dunia akademik, struktur berfungsi sebagai fondasi yang menjaga alur logis tulisanmu. Pembaca, editor, bahkan reviewer jurnal butuh struktur yang jelas agar bisa menilai kualitas dan kontribusi tulisanmu dengan mudah.
Struktur juga membantu kamu menyusun ide secara runtut, tidak lompat-lompat, dan bisa menunjukkan posisi kamu dalam kajian ilmiah yang sedang dibahas. Nah, di sinilah pentingnya memahami struktur ideal dalam menulis review paper.
Berikut adalah struktur umum yang biasa digunakan dalam penulisan review paper:
Judul harus ringkas, jelas, dan merepresentasikan cakupan pembahasan. Hindari judul yang terlalu umum atau ambigu. Buat judul yang langsung mengarah ke fokus topik yang kamu bahas.
Bagian ini memberi gambaran singkat tentang isi review. Tuliskan latar belakang, tujuan review, metode (jika ada), serta kesimpulan utama. Biasanya terdiri dari 150-250 kata.
Pilih 4-6 kata kunci yang paling relevan dengan topik. Ini membantu tulisanmu lebih mudah ditemukan di basis data akademik.
Gunakan referensi terbaru untuk menunjukkan bahwa kamu mengikuti perkembangan terkini dalam bidang tersebut.
Kalau kamu melakukan systematic review atau meta-analysis, penting untuk menjelaskan metode pencarian dan seleksi literatur:
Untuk narrative review, bagian ini bisa lebih fleksibel atau bahkan tidak dicantumkan secara eksplisit.
Ini bagian paling penting. Kamu bisa menyusunnya berdasarkan:
Sajikan hasil review kamu dengan cara yang terstruktur. Buat subjudul agar pembaca tidak kebingungan dan bisa mengikuti alurnya.
Gunakan kutipan dari sumber primer yang terpercaya, dan pastikan kamu menyajikan sintesis, bukan hanya ringkasan.
Bagian ini biasanya fokus pada:
Diskusi menunjukkan kemampuan kamu dalam mengkritisi literatur yang ada. Inilah tempatmu bersinar sebagai penulis.
Simpulkan temuan penting dari review yang sudah dilakukan. Sertakan juga saran untuk riset mendatang dan kontribusi tulisanmu terhadap bidang keilmuan.
Pastikan kamu menggunakan gaya referensi yang sesuai dengan jurnal target (APA, MLA, IEEE, dll). Gunakan manajer referensi seperti Mendeley atau Zotero agar lebih praktis dan rapi.
Menulis review paper bukan tanpa tantangan. Beberapa hal yang sering dihadapi:
Solusinya? Mulai dari menyusun kerangka atau outline terlebih dahulu. Tentukan poin-poin penting di setiap bagian agar penulisan jadi lebih terarah.
Meskipun gaya penulisan review paper itu formal dan akademik, bukan berarti harus kaku. Usahakan tetap komunikatif, gunakan kalimat aktif, dan perhatikan transisi antar paragraf.
Gunakan diagram atau tabel perbandingan jika perlu. Ini bisa membantu pembaca memahami perbedaan atau perkembangan antar studi dengan lebih cepat.
1. Apa perbedaan review paper dengan artikel penelitian?
Artikel penelitian menyajikan hasil penelitian asli, sedangkan review paper mengulas dan menganalisis hasil dari berbagai studi sebelumnya.
2. Apakah semua jurnal menerima review paper?
Tidak semua, tapi banyak jurnal khusus atau edisi tertentu yang membuka submission untuk review paper.
3. Berapa jumlah referensi ideal dalam review paper?
Tergantung cakupan topik, namun biasanya antara 30–100 referensi.
4. Bolehkah mencantumkan opini pribadi?
Boleh, selama terdukung dengan argumen dan bukti dari literatur yang relevan.
5. Apa yang membuat review paper layak kita publikasikan?
Struktur yang rapi, analisis yang mendalam, dan kontribusi yang jelas terhadap bidang keilmuan.