Tips Agar Artikel Diterima di Jurnal. Menulis artikel ilmiah yang bisa diterima di jurnal nasional dan internasional bukanlah tugas yang mudah. Banyak peneliti mengalami penolakan dari jurnal bereputasi tinggi karena tidak memenuhi standar akademik yang ketat.
Agar artikel Anda lebih mudah diterima, ada beberapa strategi yang harus diterapkan, seperti menyesuaikan format jurnal, memastikan kebaruan penelitian, serta mengikuti prosedur peer-review dengan baik. Artikel ini akan membahas tips lengkap agar artikel diterima di jurnal nasional (SINTA) dan jurnal internasional (Scopus, Web of Science, dan IEEE).
Sebelum membahas cara meningkatkan peluang diterima, penting untuk mengetahui alasan umum mengapa artikel ditolak oleh jurnal ilmiah:
🔴 Kurangnya kebaruan ilmiah (novelty) → Artikel hanya mengulang penelitian sebelumnya tanpa kontribusi baru.
🔴 Bahasa akademik yang kurang jelas → Kalimat tidak efektif dan sulit dipahami.
🔴 Metodologi tidak jelas atau tidak valid → Tidak ada justifikasi yang cukup terhadap metode penelitian yang digunakan.
🔴 Referensi kurang relevan atau terlalu sedikit → Tidak mencantumkan jurnal bereputasi sebagai referensi utama.
🔴 Plagiarisme tinggi → Indeks kesamaan lebih dari 20% di Turnitin/iThenticate.
🔴 Tidak mengikuti format dan pedoman jurnal → Artikel tidak sesuai dengan template yang disediakan jurnal.
📌 Jangan mengirim artikel ke jurnal secara acak! Pilih jurnal yang benar-benar sesuai dengan bidang penelitian Anda.
🔹 Gunakan Scopus Journal Finder → https://www.scopus.com/sources.uri
🔹 Gunakan SINTA untuk jurnal nasional → https://sinta.kemdikbud.go.id/
Pastikan jurnal memiliki Impact Factor tinggi dan bukan jurnal predator!
📌 Jurnal ilmiah hanya menerima penelitian yang memberikan kontribusi baru!
🔹 Tinjau penelitian terbaru di bidang Anda dan temukan gap penelitian yang belum dijawab.
🔹 Bandingkan hasil penelitian Anda dengan studi sebelumnya dan tunjukkan perbedaannya.
🔹 Gunakan referensi jurnal bereputasi terbaru (5 tahun terakhir).
📌 Gunakan bahasa akademik yang jelas, lugas, dan profesional.
🔹 Jika menggunakan Bahasa Inggris, pastikan grammar-nya benar dengan bantuan Grammarly atau jasa proofreading.
🔹 Hindari kalimat panjang dan kompleks → Gunakan struktur kalimat yang sederhana dan efektif!
🔹 Jika menggunakan Bahasa Indonesia, gunakan ejaan sesuai PUEBI.
📌 Artikel yang mengutip referensi dari jurnal Scopus/Web of Science lebih dipercaya oleh reviewer.
🔹 Pastikan 80% referensi berasal dari jurnal bereputasi.
🔹 Hindari mengutip dari Wikipedia, blog, atau sumber tidak kredibel.
🔹 Gunakan Mendeley atau Zotero untuk mengelola daftar pustaka otomatis.
📌 Ikuti template jurnal yang dituju agar artikel Anda tidak ditolak karena format yang salah.
🔹 Periksa apakah jurnal menggunakan APA, IEEE, atau Harvard Style dalam daftar pustaka.
🔹 Gunakan font, spasi, dan margin sesuai panduan jurnal.
🔹 Pastikan abstrak tidak lebih dari 250 kata dan sudah memiliki struktur IMRaD (Introduction, Method, Results, and Discussion).
📌 Jurnal bereputasi tinggi memiliki toleransi plagiarisme di bawah 20%.
🔹 Gunakan Turnitin, iThenticate, atau Plagiarism Checker X sebelum mengirim artikel.
🔹 Jangan hanya copy-paste → Gunakan parafrase dengan bahasa sendiri.
🔹 Kutip sumber dengan benar dan gunakan sitasi otomatis dari Mendeley.
📌 Setelah artikel dikirim, jurnal akan melalui proses peer-review.
🔹 Jika artikel perlu revisi, lakukan revisi dengan sesuai komentar reviewer.
🔹 Gunakan pendekatan sopan dan profesional saat menanggapi komentar reviewer.
🔹 Jika artikel ditolak, coba kirim ke jurnal lain dengan sedikit perbaikan.
🔹 1. Pilih Jurnal yang Sesuai → Pastikan jurnal sesuai dengan topik penelitian.
🔹 2. Submit Artikel melalui Sistem OJS atau Elsevier → Sesuai dengan jurnal yang dipilih.
🔹 3. Menunggu Proses Peer-Review → Biasanya 3-12 bulan tergantung jurnalnya.
🔹 4. Revisi Artikel → Sesuai dengan komentar reviewer.
🔹 5. Publikasi Online → Artikel akan dipublikasikan jika lolos revisi final.
Agar artikel diterima di jurnal bereputasi, pastikan memilih jurnal yang tepat, menulis dengan struktur yang benar, menggunakan referensi dari jurnal bereputasi, serta mengikuti aturan format yang berlaku.
Jangan lupa untuk menghindari plagiarisme, mengikuti proses peer-review dengan baik, dan memastikan artikel memiliki kontribusi baru dalam bidangnya. Dengan strategi yang tepat, peluang artikel diterima di jurnal nasional (SINTA) maupun jurnal internasional (Scopus) akan semakin besar! 🚀📖✨
Ya, beberapa jurnal open-access memiliki proses review yang lebih cepat dibanding jurnal berbayar.
Biasanya antara 3 bulan hingga 1 tahun, tergantung pada tingkat kesulitan dan tingkat jurnalnya.
Sebagian jurnal Scopus memungut biaya publikasi (Article Processing Charge – APC), tetapi ada juga yang gratis.
Saat ini, The Lancet dan Nature memiliki Impact Factor tertinggi di dunia akademik.
Ya, tetapi sitasi dari jurnal internasional lebih berdampak terhadap peningkatan H-Inde