
Dalam dunia publikasi ilmiah, nama yang tercantum sebagai penulis tidak hanya sekadar pelengkap. Co-author punya peran penting dalam memperkuat kualitas tulisan, memperluas jejaring, bahkan mempermudah proses review dan bagaimana mencari co-author yang tepat?.
Namun, mencari co-author yang tepat untuk publikasi jurnal ilmiah tidak bisa asal pilih. Salah langkah, bisa-bisa malah jadi beban dalam proses riset.
Di artikel ini, kita akan membahas secara menyeluruh tips mencari co-author yang tepat untuk publikasi jurnal ilmiah, mulai dari kriteria pemilihan, cara membangun komunikasi yang sehat, hingga strategi menjaga kolaborasi tetap produktif.
Sebelum mencari co-author, kamu perlu paham dulu tujuan dari publikasi yang sedang kamu kerjakan. Apakah ingin menyasar jurnal nasional, internasional, jurnal bereputasi, atau hanya sekadar dokumentasi ilmiah?
Tujuan ini akan membantumu menyesuaikan dengan kriteria co-author, seperti:
Pengalaman dalam publikasi sebelumnya
Bidang keilmuan yang sesuai
Ketersediaan waktu dan komitmen
Ingat, tips mencari co-author yang tepat untuk publikasi jurnal ilmiah selalu dimulai dari pemahaman terhadap riset itu sendiri.
Meskipun rekanmu pintar dan punya gelar panjang, kalau tidak satu visi, kerjasama bisa sulit. Idealnya, co-author harus:
Punya ketertarikan yang sama pada topik penelitian
Siap berkontribusi secara aktif
Terbuka terhadap diskusi dan revisi
Sering terjadi peneliti muda memilih dosen senior hanya karena nama besar, tanpa mempertimbangkan kontribusi nyata. Padahal, jurnal bereputasi lebih menghargai konten dan kualitas daripada nama.
Langkah penting lainnya adalah melihat rekam jejak publikasi. Kamu bisa cek melalui:
Google Scholar
Scopus
SINTA (untuk Indonesia)
Pastikan calon co-author pernah terlibat dalam publikasi di jurnal ilmiah yang kredibel, apalagi kalau kamu menyasar jurnal terindeks Scopus. Ini juga akan meningkatkan peluang artikelmu diterima.
Selain itu, penulis yang sudah terbiasa dengan format jurnal tertentu akan lebih mudah membantu saat proses penyesuaian naskah.
Tempat paling alami mencari co-author adalah di konferensi akademik, seminar, atau komunitas ilmiah daring. Kamu bisa memanfaatkan:
Grup riset kampus
Grup Facebook atau Telegram akademisi
ResearchGate atau Academia.edu
Forum reviewer dan penulis jurnal
Gunakan forum tersebut untuk berbagi ide, lalu bangun komunikasi yang sehat. Banyak publikasi besar lahir dari obrolan kecil di forum akademik.
Salah satu kesalahan umum dalam kolaborasi riset adalah tidak membicarakan peran sejak awal. Agar tidak timbul konflik di kemudian hari, diskusikan hal ini:
Siapa yang akan menulis bagian utama?
Siapa yang mengurus data dan analisis?
Bagaimana urutan penulis di jurnal?
Siapa yang submit dan mengurus korespondensi?
Tips mencari co-author yang tepat untuk publikasi jurnal ilmiah bukan hanya soal siapa orangnya, tapi juga seberapa jelas pembagian perannya.
Kalau kamu ingin meningkatkan reputasi publikasi, pertimbangkan mencari co-author dari luar negeri. Selain memperluas jaringan, ini bisa:
Membuka akses ke jurnal internasional
Memberi perspektif baru terhadap topik riset
Menambah nilai tambah di mata reviewer jurnal
Mulailah dari rekan dosen kampus yang sedang S3 di luar negeri atau pernah ikut konferensi internasional. Kamu juga bisa memanfaatkan platform seperti ORCID dan Publons.
Etika dalam publikasi adalah fondasi. Jangan sampai co-author yang kamu pilih justru terlibat dalam plagiarisme, manipulasi data, atau masalah etika lainnya. Sebaiknya:
Gunakan software pengecekan plagiarisme sejak awal
Diskusikan etika penulisan dan orisinalitas
Hindari “ghost authorship” atau “honorary authorship”
Jurnal bereputasi sangat ketat terhadap isu ini, jadi berhati-hatilah dalam memilih partner menulis.
Komunikasi dan manajemen dokumen sangat penting dalam kolaborasi penulisan jurnal. Gunakan tools seperti:
Google Docs untuk penulisan bersama
Zotero atau Mendeley untuk referensi
Trello atau Notion untuk manajemen tugas
Zoom atau Google Meet untuk diskusi berkala
Dengan begitu, kerja tim lebih tertata dan semua anggota tahu apa yang harus dikerjakan.
Kolaborasi itu soal kompromi. Jangan terlalu kaku jika ada perbedaan pendapat. Terbukalah dengan kritik selama masih dalam batas akademik. Ini justru membuat tulisan kamu makin matang dan siap diterbitkan.
Setelah jurnal kamu berhasil dipublikasikan, lakukan evaluasi. Apakah kolaborasi berjalan lancar? Apakah kamu ingin kembali bekerja sama dengan co-author tersebut? Atau kamu ingin mencari partner baru di masa depan?
Evaluasi ini penting untuk perbaikan dalam publikasi berikutnya.
Menemukan rekan yang tepat untuk menulis jurnal tidak semudah mencari teman ngopi. Diperlukan pemahaman, strategi, dan komunikasi yang kuat. Dengan menerapkan tips mencari co-author yang tepat untuk publikasi jurnal ilmiah, kamu bisa meningkatkan kualitas riset sekaligus peluang diterima di jurnal bereputasi.
Yang terpenting, selalu jaga profesionalitas dan etika selama proses penulisan. Karena di balik setiap nama yang tercantum, ada reputasi akademik yang dipertaruhkan.
1. Apa peran co-author dalam publikasi jurnal ilmiah?
Co-author bertanggung jawab atas kontribusi ilmiah dalam artikel, mulai dari analisis data, penulisan, hingga revisi sesuai permintaan reviewer.
2. Bagaimana cara mencari co-author yang bisa diajak kerja sama?
Gunakan jaringan akademik seperti konferensi, grup riset, forum online seperti ResearchGate, dan jejaring kampus.
3. Apakah co-author harus dari institusi yang sama?
Tidak. Justru kolaborasi lintas institusi sering memberi nilai lebih dan memperluas perspektif ilmiah.
4. Apakah saya bisa mengajukan artikel tanpa co-author?
Tentu saja. Tapi memiliki co-author bisa memperkuat isi, memperluas jejaring, dan mempercepat proses revisi.
5. Bagaimana jika co-author tidak berkontribusi?
Diskusikan secara terbuka. Bila perlu, bicarakan dengan pembimbing atau editor jurnal, karena ini menyangkut etika publikasi.